Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia dan Piala AFF bak Tom and Jerry, Bagaimana Sikap Kita?

21 Desember 2024   19:34 Diperbarui: 21 Desember 2024   19:34 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Timnas Indonesia kalah dari Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada November 2024 lalu, banyak kegaduhan terjadi di publik sepak bola tanah air.

Semua orang menghadirkan opininya masing-masing. Ada yang disertai argumentasi yang mendalam, ada pula yang pakai pedoman 'pokoknya'.

Jika sudah 'pokoknya', maka tak perlu disanggah. Biarkan saja orang yang sudah mengambil kesimpulan dalam komentarnya tanpa argumentasi yang proporsional tersebut untuk menikmati momen dirinya bisa mengeluarkan ekspresinya.

Sebab, memang ketika seseorang berhasil menyampaikan apa yang ada di pikirannya, ada kelegaan. Ada rasa berdaya dan perasaan sudah melakukan sesuatu yang penting, yang sebelumnya masih terganjal dalam pikiran.

Jika dulu, mungkin dekade 2010-an menuju 2020, media sosial menjadi media untuk menunjukkan wajah lain dari seseorang. Tetapi, dewasa ini terutama sejak prahara yang disebabkan pandemi Covid-19, media sosial menjadi wadah untuk berekspresi apa adanya.

Wajar, karena aktivitas di kehidupan nyata juga kemudian beralih ke sarana digital. Seperti bekerja, rapat, wawancara. Bahkan, berkomunikasi dengan keluarga juga menjadi lebih intens melalui sarana komunikasi digital karena di antara kita kemungkinan besar ada yang pernah menjadi penyintas langsung Covid-19. Sehingga, pernah dikarantina dan berjauhan dengan keluarga.

Perjalanan ini membuat persepsi orang terhadap ruang digital menjadi berbeda. Dari yang sebelumnya merasa media digital alias dunia maya bisa menjadi ruang berbeda, kini bisa dianggap ruang yang sama seperti dalam kehidupan nyata.

Anggapan ini kemudian membuat ekspresi di media sosial juga dapat menggambarkan ekspresi yang sebenarnya dalam diri seseorang.

Artinya, apa yang kita sampaikan bisa saja sesuai dengan apa yang sebenarnya kita pikirkan langsung, bukan desain yang diubah untuk tujuan lain. Misalnya, mencari perhatian dan mendapat keuntungan algoritma--jika merupakan kreator konten digital.

Tentu, ada juga yang berusaha mendesain itu. Karena, segala kemungkinan ada dalam sikap seseorang.

Kemudian, kegaduhan tersebut mereda ketika Timnas Indonesia secara heroik mampu menang 2-0 atas Arab Saudi. Ini membuat harapan Timnas Indonesia untuk masih bersaing memperebutkan tiket ke Piala Dunia 2026 masih terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun