Istilah ospek cenderung identik dengan masa penataran bagi mahasiswa baru, atau kalau di sekolah disebut MOS. Masa Orientasi Siswa.
Saat menjalani masa ini, akan ada semacam tantangan untuk menumbuhkan nyali, kedisiplinan, komitmen, dan beradaptasi terhadap lingkungan baru yang ditempati. Ini berlaku kepada siapa pun.
Bahkan, juga masih berlaku sampai ke jenjang pekerjaan. Walaupun, tentu polanya berbeda.
Dalam urusan kepenulisan, juga tidak selamanya si penulis atau calon penulis mendapatkan tantangan sesuai dengan kemampuannya. Karena, kalau sesuai dengan kemampuannya, itu bukan tantangan.
Ketika pertama kali menulis di blog, saya juga masih belum sepenuhnya mencari tantangan. Walaupun, ketika membuat situs blog, itu sebetulnya sudah merupakan tantangan. Mengapa begitu?
Karena, dengan membuat situs blog, saya harus mulai berani menunjukkan apa yang dapat saya lakukan dengan blog tersebut. Saya tidak lagi hanya menulis lalu membacanya sendiri, melainkan mulai membuka peluang bagi orang lain untuk membaca tulisan saya dan mengetahui apa yang dapat saya lakukan.
Di sinilah, saya mulai harus berani menumbuhkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri baru dapat muncul kalau ada yang bisa ditonjolkan. Artinya, yang ditonjolkan adalah kemampuan atau sisi terbaik dari saya.
Kalau belum ada keunggulan yang dapat diandalkan dan ditunjukkan ke ruang terbuka, maka sulit untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Itu pasti.
Di sinilah yang kemudian menjadi tantangan saya. Meskipun, saya suka membaca ulasan tentang sepak bola dan membaca berita tentang bola setiap bangun tidur di pagi hari, nyatanya saya belum pernah menulis tentang bola, kecuali lewat unggahan di akun Fanspage saat masih tren akun Fanspage pada awal dekade 2010-an.
Namun, mutu tulisan di situ jelas berbeda. Minimal tolok-ukurnya di jumlah kata. Di unggahan pada akun Fanspage, seorang admin dapat mengunggah tulisan hanya 100-200 kata. Namun, di blog, akan lebih baik kalau lebih dari itu.