Namun, inilah yang membuat kita patut mengacungi jempol kepada Shin Tae-yong. Dia tidak menggunakan pola pikir polos dalam menjalani laga ini.
Dia cenderung seperti pelatih yang mau terus maju sekencang-kencangnya jika memang ada kesempatan. Itulah yang dilakukan Shin Tae-yong yang juga bagusnya berhasil diwujudkan oleh para pemain Indonesia.
Gol keempat Indonesia pun lahir berkat tendangan penjuru dari Evan Dimas yang berhasil ditanduk oleh Elkan Baggott. Selamat tinggal, Malaysia!
Pada lain tempat, laga Vietnam sudah berakhir lebih cepat dan mengeluarkan The Golden Stars sebagai pemenang dengan skor telak, 4-0.
Namun, karena Indonesia mampu mencetak empat gol dan masih hanya kebobolan satu gol, maka Indonesia sementara memimpin klasemen grup. Suatu pemandangan yang awalnya hanya mimpi.
Hingga kemudian, wasit asal Bahrain meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan dramatis ini. Skor 1-4 pun bertahan, dan mengantarkan Indonesia ke semifinal sebagai juara grup serta menghadapi Singapura.
Lalu, apa yang menarik dari laga klasik yang juga sering disebut derbi Nusantara ini?
Pertama, Irfan Jaya berhasil menjadi aktor utama di laga ini sebagai titik balik Indonesia.
Memang, keberhasilan Indonesia menggulung Malaysia adalah berkat semua pemain. Tetapi, kalau tidak ada Irfan Jaya yang pandai menempatkan posisi di dalam kotak penalti, semua usaha pemain Indonesia mengirim bola ke dalam kotak penalti menjadi sia-sia.
Walaupun pada akhirnya, Pratama Arhan dipilih sebagai pemain terbaik di laga ini, menurut saya, Irfan Jaya punya peran krusial dalam mengangkat kembali mental para pemain Indonesia.