Sepak bola Inggris sedang diterpa badai Covid-19 lagi, yang kali ini diduga adalah penyebaran varian Omicron. Meski begitu, pada kenyataannya, di tribun stadion masih sesak dengan suporter. Termasuk di Ellan Road Stadium.
Di kandang Leeds United ini, pertandingan lanjutan pekan ke-18 English Premier League tersaji. Tim asuhan Marcelo Bielsa menjamu Arsenal (19/12).
Tim yang dalam dua laga terakhir merengkuh dua kemenangan, sedangkan Luke Ayling dkk harus mengakui keunggulan Chelsea dan Manchester City di dua laga sebelumnya.
Meski, tim tuan rumah tidak diunggulkan untuk menang, Arsenal juga bukan tim yang sepenuhnya bisa menjamin kemenangan di kandang lawan. Artinya, Leeds juga punya peluang untuk menang dan memperbaiki tren negatifnya.
Apakah itu berhasil?
Demi upaya memutus tren negatif, Bielsa berusaha mengajak timnya bermain optimistis. Mereka yang sedang digerogoti cedera dan Covid-19, tetap memasang formasi terbuka, yaitu 4-2-3-1.
Saya sebut terbuka, karena kalau Leeds sedang menyerang, mereka pasti menempatkan pemain minimal 4 orang di area akhir. Ini sama dengan formasi 4-4-1-1 milik Arsenal.
The Gunners pun kalau menyerang, akan menempatkan minimal 4 pemain di area dekat kotak penalti lawan. Artinya, laga ini menyajikan pertempuran secara terbuka.
Bahkan, ketika pertandingan baru berusia satu menit, Leeds sudah menciptakan satu tendangan. Walaupun, belum tepat sasaran.
Hanya saja, pasca peluang itu, Leeds malah mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Arsenal. Hingga pada akhirnya, Gabriel Martinelli sukses membawa Arsenal unggul terlebih dahulu.