Tanpa diduga, pengundian babak 16 besar Liga Champions musim 2021/22 harus di ulang. Alasannya adalah kesalahan sistem eksternal yang membuat pengundian menjadi kacau.
Artinya, hasil pengundian yang sudah keluar dan sudah diberitakan di mana-mana menjadi tidak sah. Berikut ini hasil pengundian awal yang harus dibatalkan.
Benfica vs Real Madrid, Villarreal vs Man. City, Atletico Madrid vs Bayern Munchen, RB Salzburg vs Liverpool, Inter Milan vs Ajax, Sporting Lisbon vs Juventus, Chelsea vs Lille, PSG vs Man. United.
Jika pengundian itu tidak berubah, maka menurut saya, beberapa klub akan melenggang dengan mudah. Mereka adalah Real Madrid, Man. City, Liverpool, dan Chelsea.
Sebenarnya, Bayern Munchen bisa disebut mudah. Tim yang hanya mau bermain bertahan seperti Atletico bisa dengan cepat disingkirkan, karena Bayern sudah pasti terbiasa menghadapi tim yang gaya bermainnya begitu.
Hanya saja, yang membuat Atletico bisa dianggap punya peluang memberi kejutan adalah faktor kualitas pemain yang bisa diajak bermain agresif. Ini yang mungkin akan membedakan mereka dengan Barcelona--lawan Bayern di fase grup.
Namun, tentu saja, saya tidak akan membahas lebih panjang lagi tentang hasil pengundian yang sudah jelas dibatalkan. Lebih baik, saya membahas yang sudah diulang dan resmi menjadi patokan babak 16 besar.
Hasilnya adalah RB Salzburg vs Bayern, Benfica vs Ajax, Sporting vs Man. City, Chelsea vs Lille, Atletico vs Man. United, Villarreal vs Juventus, Inter vs Liverpool, PSG vs Real Madrid.
Jika pada pengundian sebelumnya, hanya ada laga Inter vs Ajax dan Sporting vs Juventus yang susah ditebak--lebih susah dibanding ATM vs Bayern. Kini, saya menganggap ada empat laga yang susah ditebak.
Mereka adalah Benfica vs Ajax, Atletico vs Man. United, Villareal vs Juventus, dan tentu saja PSG vs Real Madrid. Juventus kembali masuk ke pertimbangan, karena Juventus mainnya tidak jelas.
Secara skuad dan mental, sebenarnya Juventus adalah langganan fase gugur hingga pernah mampu ke final. Dengan beberapa pemainnya saat itu masih ada di skuad saat ini.
Tetapi, secara permainan, mereka saat ini sangat 'gak banget'. Mereka bisa menguasai bola dan membuat peluang, tetapi sulit mencetak gol.
Padahal, di sana ada Paulo Dybala dan Alvaro Morata. Harapan paling maksimal ada di mereka, karena Federico Chiesa masih cedera panjang dan belum dipastikan kapan dapat kembali.
Selain itu, Villarreal juga bukanlah lawan yang sepenuhnya mudah. Meskipun, mereka juga tidak jelas, karena di La Liga juga sangat sering meraih hasil imbang, tetapi mereka bisa mencoba menerapkan taktik yang pernah membuat mereka juara Liga Europa musim lalu.
Taktik yang bisa dilihat secara sederhana bagi penonton adalah bermain kompleks di depan dan mampu mencegah serangan balik. Karena, klub-klub Serie A sering mengandalkan serangan balik untuk mencetak peluang dan gol.
Itulah yang perlu dipertimbangkan Unai Emery. Dan, kalau dibandingkan undian sebelumnya, tentu kali ini Villarreal lebih beruntung karena mendapatkan lawan yang sama-sama tidak jelas.
Kemudian, saya menganggap pertemuan antara Benfica vs Ajax sulit diprediksi. Benfica bisa mengandalkan permainan pragmatis dan mengandalkan laga kandangnya untuk mempersulit Ajax.
Di sisi lain, Ajax sedang meledak lagi musim ini--setelah musim 2018/19--dengan menyapu bersih semua laga di fase grup. Mereka juga sudah berpengalaman dalam menghadapi klub Portugal lain di fase grup, yaitu Sporting Lisbon.
Selanjutnya, laga Atletico vs Man. United juga sulit diprediksi siapa yang akan keluar sebagai pemenang dan lolos ke perempat final. Secara pakem permainan, Atletico lebih baik, meski mereka bermain dengan sepak bola negatif--lebih banyak bertahan.
Setidaknya, para pemain Atletico sudah hafal dengan apa yang akan mereka lakukan dalam menghadapi Man. United. Keluar menyerang dan mendominasi permainan di Wanda Metropolitano, dan bermain pragmatis saat pentas di Old Trafford.
Secara kualitas, pemain-pemain Atletico bisa diajak bermain bertahan kompleks maupun bermain dengan penguasaan bola. Level individu mereka pun bisa disebut setara dengan Man. United, bahkan beberapa pemain terlihat lebih baik.
Misalnya, kalau di Man. United mengandalkan Cristiano Ronaldo sebagai pencetak gol utama, Atletico punya Luis Suarez, Angel Correa, dan Antoine Griezmann. Untuk nama terakhir bisa menjadi penentu yang sulit diprediksi sumbangsihnya.
Pekerjaan rumah Atletico adalah membongkar pertahanan Man. United yang kalau sedang bagus, pasti akan sulit ditembus. Selain ini, pendekatan cara bertahan Man. United juga mirip Atletico.
Bedanya, Man. United dengan Ralf Rangnick menjadikan bertahan dengan garis tinggi untuk menyerang, sedangkan Atletico dengan Diego Simeone menjadikan pertahanan garis tinggi memang untuk bertahan.
Inilah yang akan membuat kedua tim sulit diprediksi. Meskipun, harus ada tendensi ke satu klub, karena yang harus lolos hanya satu di antara mereka.
Laga sulit terakhir adalah PSG vs Real Madrid. Bagi kedua klub ini, jelas tidak ada yang senang dengan hasil pengundian ulang ini.
Real Madrid tentu lebih gembira jika lawannya tetap Benfica, alih-alih PSG. Begitu juga dengan PSG yang pasti masih menganggap Man. United lebih mudah ditaklukkan dibanding El Real. Jelas!
Tetapi, inilah yang terjadi. Dan, mereka harus mampu segera menunjukkan permainan terbaik mereka agar dapat lolos ke babak 8 besar.
Secara kualitas permainan kolektif, Real Madrid unggul. Tetapi, secara kualitas pemain individunya, PSG yang unggul.
Real Madrid musim ini mempertontonkan sepak bola simpel dalam mengalirkan bola, alias tidak bertele-tele. Dan ketika bertahan, mereka tidak takut untuk menerapkan garis pertahanan rendah, karena itu sebenarnya merupakan jebakan.
Pertahanan garis rendah adalah upaya untuk memancing para pemain lawan merangsek ke depan, dan ketika bola lepas lalu dimenangkan oleh pemain Real Madrid, maka bola akan dialirkan dengan cepat ke depan.
Di sana, ada Vinicius Jr. dan Karim Benzema yang akan sigap mengejar bola lalu melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti. Hal ini sudah terlihat di laga melawan Inter Milan di pertemuan pertama fase grup, yang membuahkan kemenangan 0-1.
Pada laga melawan Atletico di La Liga, taktik ini pun terlihat. Dan hasilnya adalah gol Karim Benzema. Artinya, Real Madrid mungkin bisa melakukan hal serupa, meskipun ini juga 50-50.
Karena, lini depan PSG levelnya kelas atas dibanding Inter dan Atletico. Bahkan, dengan keberadaan Angel Di Maria pada formasi tiga penyerang depan justru membuat permainan Lionel Messi dan Kylian Mbappe lebih baik.
Hanya saja, apakah PSG akan bermain dengan penguasaan bola dominan atau "membagi bola"? Pertanyaan ini juga patut dilayangkan ke Real Madrid dengan pilihan yang dibalik, yaitu akan "membagi bola" atau menguasai bola.
Dengan pertanyaan begitu, sudah jelas bahwa pertemuan antara PSG vs Real Madrid sangat sukar diprediksi. Ini juga membuat pertandingannya menjadi menarik.
Dua klub yang sebenarnya punya peluang melaju ke semifinal, tetapi sudah harus saling baku hantam di babak 16 besar. "Semifinal kepagian".
Lalu, jika kembali pada konteks pengundian, maka secara pemahaman umum, akan menghadirkan istilah untung dan rugi. Ada pihak yang beruntung dan ada pihak yang merugi.
Hal ini pula yang bisa terjadi pada sepak bola yang kali ini fokusnya adalah pengundian ulang di babak 16 besar Liga Champions.
Kira-kira, dari 16 klub tersebut, siapa yang paling beruntung?
Pertama, Bayern Munchen. Meskipun, saya menganggap klub ini tidak akan peduli dengan siapa pun lawannya, tetapi hasil pengundian ulang ini jauh lebih menguntungkan Bayern dibanding hasil sebelumnya.
Memang, Salzburg punya gaya bermain ala klub Jerman, yang punya determinasi tinggi. Tetapi, Bayern masih diuntungkan dengan kualitas individu pemain Salzburg yang di bawah rata-rata pemain Bayern, bahkan masih di bawah rata-rata pemain Atletico.
Kedua, Chelsea. Hanya klub ini yang hasil pengundiannya tidak berubah meski sudah diulang.
Itu pertanda kalau Chelsea punya keberuntungan yang tinggi. Dengan kualitas permainan kolektif dan individu yang di atas rata-rata pemain Lille, Chelsea akan bisa melenggang mudah.
Tentu, kita harus ingat bahwa Thomas Tuchel adalah mantan pelatih PSG, yang artinya dia sudah pasti tahu karakteristik permainan klub asal Ligue 1.
Ketiga, Man. United. Kalau dibandingkan undian sebelumnya yang harus melawan PSG, jelas kali ini Man. United beruntung banget karena akan melawan Atletico.
Tidak perlu ada penjelasan lebih gamblang lagi.
Keempat, Villarreal. Klub asal La Liga ini juga seperti Man. United. Lebih beruntung batal melawan Man. City, dan calon lawannya sekarang adalah Juventus.
Di atas kertas, Juventus masih favorit. Tetapi, di atas lapangan kemungkinan Villarreal untuk lolos ke perempat final lebih terbuka.
Kelima, Ajax. Jika dibanding melawan Inter, Ajax kemungkinan besar lebih ingin melawan Benfica yang secara garis besar permainannya mirip Sporting.
Atmosfer stadion Benfica juga tentu tidak akan beda jauh dengan di Lisbon. Dan terbukti, Sebastien Haller dkk bisa menundukkan tekanan tersebut.
Keenam, Liverpool. Mungkin, ini yang paling mengejutkan. Tetapi, saya pikir Jurgen Klopp akan lebih suka melawan Inter Milan dibanding Salzburg.
Sebagai orang Jerman, tentu dia tahu bahwa klub asal Austria 11-12 dengan klub asal Jerman. Mereka banyak menerapkan permainan pantang menyerah dibandingkan hitung-hitungan.
Lalu, siapa yang rugi?
Salzburg, Sporting, Lille, Inter, PSG, dan Man. City. Kenapa ada Man. City?
Menurut saya, Man. City mungkin lebih suka Villarreal dibanding Sporting Lisbon. Karena, tim asal Portugal cenderung sangat pragmatis, dan terkadang Guardiola susah membuat timnya menang dengan strategi penguasaan bola.
Dan, ada satu klub yang menurut saya ada di tengah-tengah, yaitu Juventus. Mereka mau melawan Sporting Lisbon atau pun Villarreal, sama saja tidak ada pilihan yang bagus.
Juventus tentu masih ingat dengan tragedi melawan FC Porto pada musim lalu. Dan, Allegri juga bukan pelatih yang fasih mengalahkan klub asal Spanyol.
Jadi, Juventus hanya bisa memasang muka datar saat hasil pengundian ini selesai.
Lalu, sebagai bonus di akhir ulasan ini, saya ingin memberikan tendensi saya kepada klub-klub yang punya peluang lebih besar untuk lolos ke babak selanjutnya.
Mereka adalah Bayern Munchen, Ajax, Man. City, Chelsea, Man. United, Villarreal, Liverpool, dan dengan sangat objektif saya memilih Real Madrid.
Kenapa harus mereka?
Mungkin, nanti akan saya berikan ulasannya, kalau masih mood. Kalau tidak, saya akan menulis yang lain.
Malang, 14 Desember 2021
Deddy Husein S.
***
Terkait: Kompas.com, Viva.co.id, Detik.com.
Baca juga: Kekurangan dan Kelebihan Man. United
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H