Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perempuan Kompasianer Mendominasi Nominee Best in Opinion, Kok Bisa?

27 November 2021   19:47 Diperbarui: 27 November 2021   20:02 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irmina Gultom sudah ada di Kompasiana sejak 2012. Sumber: Kompasiana.com/irmina.gultom

Sebenarnya, tidak juga. Penulis fiksi sangat bisa dianggap berkembang, jika karya-karya fiksinya masih bisa mempertemukan antara renungan pribadi (personal sentimental) dengan kejadian sosial (social issues).

Itu menurut saya.

Selain itu, melebarkan sayap dari penulis fiksi ke penulis nonfiksi juga merupakan hak semua orang. Termasuk, bagi mereka yang awalnya "besar" di kategori nonfiksi kemudian beralih ke fiksi. Itu juga pilihan.

Kedua, mereka mampu mengolah pengalaman menjadi narasi-narasi yang bisa dipertanggung-jawabkan. Modal menulis paling bagus memang pengalaman.

Ini bisa dilihat dari Kazena yang berbagi opininya dengan keresahan yang berdasarkan kejadian yang ia alami. Salah satunya dengan mengungkapkan unek-unek seputar kualitas tontonan sinetron Indonesia.

Luna juga tidak jarang memberikan opininya terkait hal-hal yang sepertinya pernah dialami. Salah satunya seperti, kiat-kiat dalam dunia investasi saham.

Jeniffer pun bisa dikatakan royal dalam berbagi pengalamannya dalam melihat realitas. Terutama, yang sedang naik di meja rumpi digital.

Ulasannya tentang aktivitas yang terjadi di sekitarnya juga dapat dikemas dengan menarik tanpa kehilangan esensi dari topik tersebut. Salah satunya dengan membahas perayaan hari raya keagamaan versi keluarganya atau orang-orang di daerah domisilinya.

Ketiga, mereka juga menyajikan opini dengan teori dan pemahaman yang tepat koridor. Mungkin, kalau membahas opini, di antara kita akan berpikir bahwa yang paling penting adalah pendapat pribadi.

Tidak sepenuhnya salah, tetapi juga kurang tepat. Opini yang hanya mengandalkan pendapat sendiri terkadang patut dipertanyakan. Karena, dewasa ini, apa yang kita pikirkan sebenarnya sudah banyak yang memikirkannya.

Berbeda kalau kita hidup zaman pencerdasan awal manusia, atau hidup zaman dinosaurus. Sangat mungkin bagi manusia kala itu untuk saling berebut takhta sebagai pemilik suatu pendapat yang mutlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun