Sudah saatnya, MotoGP diisi pembalap muda yang sejauh ini sejalan dengan perkembangan motor yang kian kencang. Kita bisa melihat, bahwa catatan waktu Rossi di kualifikasi sebenarnya tidak buruk.
Misalnya, catatan waktu yang dicapai Rossi adalah 1 menit 31 detik. Itu sebenarnya sangat kencang. Tetapi, pembalap lain yang tentunya lebih muda, mampu mencatatkan waktu 1 menit 30 detik hingga 1 menit 29 detik.
Catatan itu tentu bergantung pada sirkuitnya. Panjang-pendek lintasan memengaruhi catatan waktu. Ada yang memang batas kecepatan maksimumnya di atas 1 menit 30 detik, alias 100 detik. Ada juga yang di bawah itu.
Kita kemudian membandingkan catatan waktu kualifikasi dulu dengan sekarang. Jika dulu, pembalap tertinggal 1 detik dari pembalap tercepat, dia masih bisa berada satu baris di bawah posisi pembalap tercepat itu.
Berbeda dengan sekarang, yang kalau beda 1 detik sudah pasti berada di baris belakang. Itulah yang dialami Rossi saat ini.
Rossi sudah berada di peta persaingan 0,001 detik di lintasan. Bukan lagi "sekadar" 0,1 detik.
Jika dalam kualifikasi saja Rossi sudah keteteran, terutama dalam memperoleh posisi start, maka dalam balapan juga akan demikian. Tetapi, bukankah Rossi memang dari dulu bukan pembalap hari Sabtu?
Betul. Tetapi, zaman sekarang pola pikir demikian tidak bisa sepenuhnya berlaku.
Pembalap kalau ingin menang atau minimal masuk podium, dia harus sebisa mungkin mengawali balapan dari barisan depan. Kita bisa lihat contoh pembalap bagus seperti Joan Mir.