MotoGP 2021 sudah mendekati akhir musim. Dua balapan terakhir adalah GP Algarve (7/11) dan GP Valencia. Pada dua seri ini, kita masih disuguhkan pertarungan sengit, terutama di Algarve.
Walaupun gelar juara dunia sudah digenggam oleh Fabio Quartararo, namun persaingan pembalap masih sengit, karena ada dua gelar juara dunia yang harus diperjuangkan. Dua gelar itu adalah juara dunia tim konstruktor dan juara dunia tim balap.
Itulah mengapa, tidak mengherankan kalau Francesco Bagnaia dan Jack Miller masih gaspol di seri Algarve. Mereka tentu ingin memberikan gelar kepada timnya, baik konstruktor maupun tim balap.
Posisi start 1-2 yang diraih Bagnaia dan Miller membuat asa merebut gelar itu kian terbuka. Hal itu dikarenakan Quartararo gagal bersaing di baris depan.
Sang juara dunia MotoGP musim ini harus memulai balapan dari posisi ketujuh. Di tengah kepungan Ducati lainnya dan Honda.
Saat start, Quartararo juga terlihat gagal merangsek ke depan. Start terbaik bisa dikatakan telah berhasil dilakukan oleh Alex Marquez.
Memulai dari posisi delapan, dia berhasil langsung memperebutkan zona podium dengan menempel ketat Jack Miller dan Jorge Martin yang berada di posisi empat besar. Seiring berjalannya waktu, dia malah berhasil mengalahkan Jorge Martin dan mengejar Jack Miller yang terlihat gagal mengejar Joan Mir.
Alex pun kemudian mampu menyalip Miller dan untuk sementara berada di zona podium, yaitu posisi tiga. Sedangkan, di depan, Bagnaia sudah tidak tersentuh. Joan Mir memang sempat hampir tersentuh oleh Alex, namun seiring berjalannya waktu, Alex malah mulai disusul oleh Miller.
Persaingan Miller dan Alex terlihat seru selain pertarungan di belakang mereka. Di situ ada Jorge Martin, Fabio Quartararo, dan Johann Zarco.
Kesalahan Quartararo dalam melibas tikungan kiri membuat dirinya melebar dan langsung dimanfaatkan Zarco untuk mengisi posisi ke-6. Dari sinilah petaka bagi Quartararo perlahan nan pasti terlihat.
Meski lawan Quartararo adalah tim satelit, namun kecepatan motor Pramac Ducati hampir atau malah setara dengan tim Ducati Lenovo. Inilah yang membuat Quartararo dihadapkan pada misi sulit dan sempat disinggung oleh komentator ketika sedang memasuki lintasan lurus.
Tidak ada kesempatan bagi Quartararo untuk mendahului duo Ducati tersebut. Ditambah, Zarco adalah pembalap yang sangat ulet dalam mempertahankan posisi.
Faktor pengalaman sebagai juara dunia Moto2 dua kali bisa menjadi bukti bahwa pembalap ini sangat tahu cara memenangkan persaingan, terutama dalam mempertahankan posisi. Inilah yang membuat Quartararo masih kesulitan menyalip.
Sampai tiba momen bagi Zarco mengajak juniornya, Martin, untuk berduel di lintasan lurus pertama. Zarco pun memenangkan duel itu dan mengisi posisi kelima di sisa lima putaran lagi.
Mungkin, saat itu, Martin sudah mengalami degradasi ban, maka dia juga kemudian gagal mempertahankan posisi keenamnya dari Quartararo. Di sinilah ada harapan bahwa Quartararo dapat terus berada di posisi tersebut atau malah bisa berduel dengan Zarco untuk posisi kelima di putaran terakhir.
Namun, balapan belum beranjak dari sisa lima putaran lagi, Quartararo malah terlihat sudah jalan-jalan di atas pasir. Komentator pun terkejut.
Ternyata, Quartararo mengalami kecelakaan di tikungan kelima atau tikungan kiri pertama, yang mana memang Quartararo seperti kurang bagus saat memasuki tikungan kiri pada balapan ini. Dan nahasnya, pemandangan kurang bagus itu malah diperparah dengan hasil DNF, alias tidak finis.
Kejutan pun ternyata tidak berhenti di situ saja. Karena, tidak lama kemudian, bendera merah berkibar, yang artinya balapan harus dihentikan.
Ternyata, telah terjadi insiden antara Iker Lecuona dengan Miguel Oliveira pada sisa dua putaran lagi. Dua pembalap KTM itu kecelakaan dengan berawal dari Lecuona yang jatuh dan motornya menyeret Oliveira keluar dari lintasan.
Dikarenakan balapan sudah mendekati akhir, alias sudah menuntaskan 2/3 dari jumlah putaran yang ada, maka hasil balapan ditentukan dari satu putaran sebelum insiden itu terjadi. Hasilnya pun sudah jelas, Bagnaia menang, Mir kedua, dan Miller ketiga.
Kemenangan Bagnaia membuat Ducati perkasa. Ducati pun resmi menjadi juara dunia tim konstruktor menyamai torehan musim 2020 lalu.
Tidak hanya itu, torehan Bagnaia dan Miller membuat Ducati Lenovo juga diprediksi dapat menjadi juara dunia tim balap di akhir musim. Jarak 28 poin dengan tim Yamaha Monster Energy terlihat sulit, karena tim pabrikan Yamaha masih hanya mengandalkan Quartararo.
Sedangkan, pembalap Ducati Lenovo punya dua pembalap yang sama-sama kencang. Bahkan, Bagnaia dan Miller tidak harus menguasai dua podium tertinggi di Valencia untuk juara dunia tim balap.
Selain itu, Pramac Ducati juga patut senang, karena Johann Zarco dipastikan menjadi pembalap independen terbaik musim 2021. Ini membuat Ducati bisa dikatakan tetap senang dengan musim ini, karena masih mampu memborong banyak titel meski belum dengan gelar juara dunia pembalap (lagi) sejak 2007.
Namun, kepastian pemborongan itu baru akan terlihat di GP Valencia nanti (14/11). Akankah terjadi keajaiban dan keseruan di sana?
Masih mungkinkah, Valentino Rossi dapat meraih podium ke-200 di musim terakhirnya?
Malang, 7 November 2021
Deddy Husein S.
Terkait: Detik.com, Kompas.com, id.motorsport.com.
Baca juga: Gejolak Drama yang Happy Ending bagi Yamaha