Kesalahan Quartararo dalam melibas tikungan kiri membuat dirinya melebar dan langsung dimanfaatkan Zarco untuk mengisi posisi ke-6. Dari sinilah petaka bagi Quartararo perlahan nan pasti terlihat.
Meski lawan Quartararo adalah tim satelit, namun kecepatan motor Pramac Ducati hampir atau malah setara dengan tim Ducati Lenovo. Inilah yang membuat Quartararo dihadapkan pada misi sulit dan sempat disinggung oleh komentator ketika sedang memasuki lintasan lurus.
Tidak ada kesempatan bagi Quartararo untuk mendahului duo Ducati tersebut. Ditambah, Zarco adalah pembalap yang sangat ulet dalam mempertahankan posisi.
Faktor pengalaman sebagai juara dunia Moto2 dua kali bisa menjadi bukti bahwa pembalap ini sangat tahu cara memenangkan persaingan, terutama dalam mempertahankan posisi. Inilah yang membuat Quartararo masih kesulitan menyalip.
Sampai tiba momen bagi Zarco mengajak juniornya, Martin, untuk berduel di lintasan lurus pertama. Zarco pun memenangkan duel itu dan mengisi posisi kelima di sisa lima putaran lagi.
Mungkin, saat itu, Martin sudah mengalami degradasi ban, maka dia juga kemudian gagal mempertahankan posisi keenamnya dari Quartararo. Di sinilah ada harapan bahwa Quartararo dapat terus berada di posisi tersebut atau malah bisa berduel dengan Zarco untuk posisi kelima di putaran terakhir.
Namun, balapan belum beranjak dari sisa lima putaran lagi, Quartararo malah terlihat sudah jalan-jalan di atas pasir. Komentator pun terkejut.
Ternyata, Quartararo mengalami kecelakaan di tikungan kelima atau tikungan kiri pertama, yang mana memang Quartararo seperti kurang bagus saat memasuki tikungan kiri pada balapan ini. Dan nahasnya, pemandangan kurang bagus itu malah diperparah dengan hasil DNF, alias tidak finis.
Kejutan pun ternyata tidak berhenti di situ saja. Karena, tidak lama kemudian, bendera merah berkibar, yang artinya balapan harus dihentikan.