Pergantian itu membuat Arsenal meningkatkan kualitas serangan. Dimulai dari akurasi umpan yang di atas 80%, ini jelas lebih baik dari yang sebelumnya hanya 80%.
Penguasaan bola pun menjadi di atas 50%, dibanding babak pertama yang sekitar 46%. Jumlah tendangan pun terus bertambah.
Tetapi, kejutan terjadi. Crystal Palace berhasil berbalik unggul, setelah Odsonne Edouard mencetak gol di menit 70.
Gelombang serangan Arsenal seketika membombardir pertahanan Crystal Palace. Bahkan, pada menit ke-81, Gabriel Martinelli masuk menggantikan Thomas.
Artinya, Arsenal hanya memainkan satu gelandang bertahan, yaitu Lokonga. Sedangkan, lima pemain lain bertipikal menyerang, diantaranya duet Aubameyang-Lacazette.
Sangat beruntung, Arsenal kemudian berhasil mencetak gol penyama kedudukan lewat Lacazette. Gol ini tercipta di menit 95. Mendebarkan!
Pertandingan pun berakhir, dan penggemar Arsenal menjadi bingung. Antara lega dan marah yang membaur di pikiran.
Lalu, kenapa Arsenal bisa begini, dan apakah Arteta telah melakukan kesalahan dalam menerapkan taktik bermain timnya?
Sebenarnya, apa yang dilakukan Arteta justru cenderung mengarah ke persentase tepat dibandingkan salah. Kok bisa?