Alat transportasinya juga akan menjadi lebih seragam, tidak menyiratkan status sosial/ekonomi si pengemudi, lebih meyakinkan secara kualitas bagi calon penumpang, dan tentu saja bisa mendukung program pemerintah Indonesia mencapai 'emisi nol-bersih'.
Kenapa harus dari sini? Karena, yang membuat banyak polusi selain asap pabrik, juga asap kendaraan bermotor. Dan, sebagai kaum pejalan kaki, sebenarnya saya tidak yakin kalau wilayah Indonesia yang per pulaunya bisa setara dengan luas suatu negara lain kemudian tanpa kendaraan bermotor apalagi yang berbasis pribadi.
Kemudian, saya juga cenderung memilih menggunakan transportasi umum terbatas, karena faktor keamanan, kenyamanan, fleksibilitas waktu, dan kalau beroda dua biasanya jarang terjebak macet. Untuk saat ini hingga di masa depan, rasanya transportasi umum terbatas lebih cocok dibanding transportasi umum terbuka.
Apakah pemerintah akan memperhatikan sektor ini? Kalau iya, apa cara yang tepat dari pemerintah untuk mengubah salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia, yang saya pikir masih akan sulit untuk dipaksa berjalan kaki dari rumah ke stasiun, terminal, atau halte.
Kita lihat saja nanti.
Malang, 15 Oktober 2021
Deddy Husein S.
Terkait: Wri.org, Iea.org, Katadata.co.id, Databoks.katadata.co.id, Beritasatu.com, Medcom.id, Kompas.com 1, Kompas.com 2, Kompas.tv, Kompas.id 1, Kompas.id 2.
Tersemat: Wikiwand.com dan Tribunnews.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H