Artinya, keberadaan permintaan kertas yang masih tinggi akan membuat produktivitas pabrik penghasil kertas masih tinggi. Dan saya terka-terka, keberadaan stok pohon untuk menghasilkan kertas sampai bertahun-tahun nanti bisa saja makin tidak sebanding dengan kebutuhan adanya buku cetak.
Yang kelima, saya belum melakukan upaya mendukung sirkulasi udara segar, yaitu penanaman. Jangankan menanam bibit pohon, tanaman seperti cabai saja masih terbenam di angan-angan.
Meski begitu, orang tua saya bisa mewakili saya, karena mereka saat ini beralih profesi dari pembuka warung kecil-kecilan menjadi pembuka lahan kebun sederahana yang dapat ditanami aneka tanaman yang menguntungkan dari segi pemanfaatan lahan kosong dan ekonomi keluarga.
Dari sanalah, ada harapan bahwa setiap lahan kosong yang dimiliki setiap keluarga masing-masing bisa menumbuhkan kepedulian untuk memanfaatkannya sebagai lahan hijau sesuai dengan potensi lingkungannya. Ini hanya harapan dan pemikiran yang masih realistis, karena antara kebutuhan manusia--butuh sumber makanan--dan alam masih cukup seimbang.
Selain itu, pemanfaatan lahan kosong sebagai lahan hijau adalah langkah yang sesuai dengan kondisi alam kita yang sangat mendukung upaya tersebut. Kita berada di zona khatulistiwa, yang mendukung kita untuk mempunyai kawasan hijau dan ramah lingkungan.
Tinggal, seberapa besar kesadaran kita untuk berinovasi dan mewujudkan Net-Zero Emissions secara bertahap dan jelas. Lewat tulisan sederhana ini ada satu hal yang menjadi fokus saya sebagai salah satu upaya negara ini menuju target tersebut, yaitu sektor transportasi.
Saya berharap pemerintah merangkul penyedia jasa transportasi umum berbasis pribadi/terbatas seperti transportasi umum terbuka (transpumka). Di sini maksud dari transportasi umum terbatas adalah seperti ojek/taksi pangkalan dan yang lewat aplikasi.
Artinya, jika nanti transportasi umum terbuka--moda antarkota dan dalam kota--banyak yang beralih menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, alat transportasi umum terbatas (transputas) juga harus begitu.
Caranya tentu dengan menjalin kerja sama dengan platform penyedia jasa tersebut, menerapkan kebijakan "tukar-tambah" terhadap alat transportasinya, dan memberikan penyuluhan kepada para pengemudi tentang karakteristik kendaraan dan perubahan gaya berkendara yang sesuai demi keselamatan.