Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Nandini, Lea Palermo, dan Mimpi Buruk yang Menghantui Pebulu Tangkis

15 Oktober 2021   01:01 Diperbarui: 15 Oktober 2021   12:29 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nandini Putri Arumni di Piala Uber 2021, Aarhus, Denmark (11/10). Sumber: Badminton Photo/Yohan Nonotte/via Kompas.com

Akibatnya, cedera lutut bisa didapatkan. Ada yang sisi dalamnya yang cedera, ada yang sisi luarnya cedera, seperti yang dialami Lea.

Kerentanan lutut pada pebulu tangkis, membuat kita tidak jarang menemukan pemain yang bermain dengan keadaan plester tertempel di area sekitar lutut. Momen paling mencolok mungkin ada di ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.

Ganda putri peraih medali emas Asian Games 2014. Sumber: Dokumentasi PBSI/via Indosport.com
Ganda putri peraih medali emas Asian Games 2014. Sumber: Dokumentasi PBSI/via Indosport.com

Keduanya kompak menggunakan plester di area sekitar lutut. Ini bisa membuat kita berpikir apakah karena area tersebut sedang mengalami cedera saat latihan atau di pertandingan sebelumnya.

Atau, itu adalah cara untuk membuat otak masih menyadari ada sesuatu pada area lutut. Biasanya, kalau kita menempelkan sesuatu pada tubuh kita, bagian terkecil dari pikiran kita ada yang tertuju pada tempelan tersebut.

Bahkan, tempelan iseng dari teman sekolah di punggung--yang berbalut seragam--bisa kita sadari meskipun saat si teman nakal menempelkannya, kita belum merasakannya. Apalagi, ini yang ditempelkan secara sadar dan di area kulit langsung.

Dengan begitu, bisa saja si pemain menjadi tahu cara untuk mendarat dengan tepat. Meskipun, di sisi lain, cara ini mungkin bisa membuat pemain menjadi kurang leluasa, karena pikirannya tidak seratus persen fokus ke permainan.

Sayaka Hirota menggunakan penyangga lutut di Olimpiade Tokyo 2020. Sumber: Twitter.com/@badmintonupdate/via Indosport.com
Sayaka Hirota menggunakan penyangga lutut di Olimpiade Tokyo 2020. Sumber: Twitter.com/@badmintonupdate/via Indosport.com

Lalu, adakah cara bagus untuk membuat pemain terhindar dari cedera lutut setelah melakukan lompatan smash?

Sebenarnya cara paling ideal untuk mendarat setelah melompat adalah mendaratkan kedua kaki dalam waktu yang (hampir) bersamaan. Tetapi, cara ini cukup sulit dilakukan pebulu tangkis.

Atlet yang paling mungkin melakukannya adalah pesepak bola, pevoli, dan pebasket. Bahkan, tidak jarang, pevoli dan pebasket juga bisa mengalami kesalahan dalam pendaratan. Kenapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun