Artinya, ketika timnas kita sedang berupaya menyerang dan apalagi sedang lama menguasai bola, maka pekerjaan selanjutnya yang harus siap dilakukan adalah segera mundur ketika bola berhasil dikuasai lawan.
Itulah yang bisa dikatakan telah berhasil dilakukan Evan Dimas dkk. selama dua laga tersebut. Imbasnya, China Taipei sejak laga pertama dan kedua sangat kesulitan untuk membuat skema serangan balik yang efektif.
Kedua, intersep krusial yang rata-rata sukses dilakukan para pemain. Tidak hanya dilakukan Victor Igbonefo dan Fachrudin Aryanto di laga pertama, di laga kedua pun Ryuji Utomo yang menemani Victor juga bisa melakukan hal serupa.
Selain tiga bek tengah itu, semua pemain timnas nyatanya cukup fasih melakukan intersep, termasuk Rahmat Irianto. Bahkan, pemain ini tidak hanya melakukan intersep di garis dekat pertahanan tetapi juga di tengah lapangan.
Ricky Kambuaya, Evan Dimas, Asnawi, dan lainnya selalu berupaya melakukan intersep ketika lawan sedang berupaya mengalirkan bola. Ini membuat serangan lawan menjadi tidak rapi, dan sulit berkembang.
Dulu, ketika klub FC Barcelona masih menjadi tim yang tangguh, kunci permainan mereka tidak hanya ada pada tiki-taka dan penguasaan bola, tetapi juga kemampuan melakukan intersep. Inilah yang membuat tim yang menerapkan penguasaan bola bisa sulit dikalahkan lewat antitesisnya yaitu serangan balik, kalau tim tersebut juga handal dalam melakukan intersep.
Sejauh ini, para pemain Indonesia bisa melakukan itu terlepas dari apakah faktor kualitas lawan atau faktor lainnya.
Ketiga, kita percaya diri dalam menguasai permainan. Bukan hanya menguasai bola, tetapi juga memenangkan setiap duel di lapangan ketika kehilangan bola. Inilah yang bisa disebut sebagai tim yang menguasai permainan.
Penguasaan itu kemudian menjadi makin terasa efektif kalau para pemainnya juga bisa mencetak peluang dan mencetak gol, karena itulah tujuan bermain sepak bola.
Keempat, Indonesia berhasil menjadikan China Taipei sebagai lawan yang tepat untuk menguji produktivitas mereka. Karena, sebenarnya lawan juga punya kiper bagus, dan bisa saja membuat Indonesia kesulitan mencetak gol dan menang.
Namun, Indonesia berhasil melaluinya dengan baik. Berangkat dari dua kemenangan dan lima gol inilah diyakini akan membuat pelatih dan pemain makin tahu formula dan contoh konkrit dari strategi menyerang yang mereka punya.