Siapakah yang bisa memperoleh hasil bagus dengan pilihan bannya?
Ternyata, penggunaan ban Hard-Soft bisa dikatakan sebagai pilihan yang tepat. Dengan catatan, pembalapnya punya strategi tepat, dan itu dilakukan oleh Marc Marquez.
Marc Marquez menggunakan ban Hard-Soft karena dia sudah menyiapkan rencana untuk cepat kabur. Ini persis dengan apa yang dia lakukan di Sachsenring.
Bedanya, kali ini, ada pembalap yang menyadari apa rencana Marquez, yaitu Quartararo. Dia pun berusaha keras untuk menjaga jarak antara dirinya dengan Marquez tetap dekat.
Hanya saja, usahanya terganggu oleh keberadaan Jorge Martin yang perlahan nan pasti mampu cepat menguasai keadaan antara ban dengan motor Ducatinya. Suatu pemandangan yang berbeda jika dibandingkan pembalap Ducati lainnya yang terlihat tidak langsung cepat di awal.
Itu bisa dikarenakan mereka ingin menghemat ban, atau karena mereka masih sulit mengontrol laju motornya terutama saat menikung di tikungan lambat. Di situ, motor Ducati terlihat sulit untuk masuk dengan cepat dibandingkan dengan motor-motor bermesin in-line-4 seperti Yamaha dan Suzuki.
Suzuki terutama dengan Alex Rins terlihat mampu menggusur pembalap-pembalap Ducati, seperti Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Namun, Jorge Martin berhasil lolos dari hadangan Rins.
Ketika berhasil lolos dari Rins, Martin pun mengejar Quartararo. Inilah yang kemudian membuat Quartararo kehilangan waktu untuk merapatkan jarak dengan Marquez. Bahkan, dia sempat disalip oleh Martin di trek lurus.
Namun, saat memasuki tikungan, Quartararo berhasil mengambil alih kembali posisi keduanya. Dan, sejak itu Quartararo baru bisa menjaga posisinya sampai Martin mulai tercecer sendiri.
Sayangnya, ketika Quartararo sudah tidak lagi terganggu oleh Martin, jaraknya dengan Marquez makin melebar. Dari 1 detik, 2 detik, sampai kemudian menyentuh angka 4.4 di sisa dua putaran lagi.