Pada babak kedua pun anak asuh Graham Potter baru bisa mendapatkan tendangan tepat sasaran setelah pertandingan lewat satu jam. Hal ini tidak lepas dari banyaknya pemain Arsenal yang cepat menutup setiap ruang tembak dari lawan.
Ramsdale pun sempat menunjukkan aksi heroiknya dengan memotong bola yang sangat berbahaya di depan gawangnya. Termasuk Lokonga yang jatuh-bangun bersama Gabriel untuk melakukan intersep, jegalan, dan sapuan.
Apa yang dilakukan para pemain Arsenal seperti mimpi buruk bagi Brighton. Mereka sulit ditembus, bahkan sampai Maupay menjegal Gabriel ketika bek asal Brasil itu sedang menguasai bola.
Rasa frustrasi menjalar ke pemain tuan rumah. Sedangkan para pemain Arsenal masih sangat fokus. Mereka berusaha mati-matian untuk memastikan ada poin yang dapat dibawa pulang.
Arteta pun melakukan pergantian pemain yang bisa dikatakan tepat. Mengganti Odegaard dengan Pepe untuk membuat Arsenal makin cepat untuk melakukan transisi dari bertahan ke menyerang.
Kemudian, memasukkan Lacazette yang memang lebih kuat dalam menguasai dan melindungi bola dibandingkan Aubameyang. Lacazette juga tidak gentar untuk beradu badan dengan bek-bek Brighton, yang membuat rekan-rekannya bisa mencuri ruang kosong.
Satu-satunya pergantian yang disayangkan adalah Saka yang digantikan Maitland-Niles. Bukan karena pemain penggantinya yang salah, tetapi karena Saka diganti akibat indikasi cedera setelah dijatuhkan pemain Brighton.
Pertandingan pun akhirnya harus tuntas dengan skor 0-0. Bagi Brighton, mungkin ini adalah kerugian, karena mereka sangat ofensif.
Sedangkan, bagi Arsenal ini adalah hasil yang cukup memuaskan dan beruntung. Arteta jelas senang, karena perhitungannya sepertinya tepat, walau dia pasti berharap timnya menang, setidaknya 0-1.
Kemudian, di sektor pemain, Aaron Ramsdale patut kembali dipuji, karena dapat menorehkan cleansheet ketiganya di EPL. Catatan yang makin membuat Leno sulit mengambil alih lagi posisinya di bawah mistar gawang untuk Premier League.