Pada ganda campuran, Hoo Pang Ron/Cheah Yee See menjadi andalan, dengan peringkat 27. Lebih baik dari Chen Tang Jie/Peck Yen Wei yang masih berperingkat 49.
Membandingkan skuad ini sebenarnya seperti lelucon bagi tim Indonesia kalau sampai kalah. Karena, di partai perempat final sudah pasti pemain berperingkat tertinggi yang dimiliki Indonesia diturunkan.
Ada The Minions, Anthony Ginting, Gregoria Tunjung, Greysia/Apriyani, dan Praveen/Melati. Mereka berperingkat 1, 5, 21, 6, dan 4.
Duelnya juga jelas mempertemukan peringkat terbaik di kedua kubu. Peringkat 1 vs 8. Peringkat 21 vs 53.
Peringkat 5 vs 8, 6 vs 19, dan 4 vs 27. Inilah yang tersaji di lapangan kedua (court 2) pada Jumat malam, 1 Oktober 2021 hingga dinihari (2/10).
Setelah melihat secara peringkat dan jam terbang, saya optimis. Namun, beberapa saat kemudian muncul keraguan.
Ini dikarenakan saya melihat performa para pemain muda Malaysia ternyata tidak "seburuk" catatan di atas kertas.
Selama di fase grup, mereka berhasil menjadi kuda hitam, meskipun seharusnya mereka masuk ke dalam jajaran tim papan atas. Namun, tim Malaysia seperti ingin membuktikan satu hal yang sangat esensial di dalam persaingan olahraga, yaitu "semua atlet masih manusia".
Artinya, secara peringkat dan pengalaman boleh berbeda, tetapi di atas lapangan banyak hal yang bisa memengaruhi hasil akhir. Ini yang membuat saya menjadi abu-abu dalam meyakini bahwa Indonesia akan melaju minimal sampai semifinal.
Bukan karena saya meremehkan tim Indonesia, tetapi saya melihat para pemain Indonesia seperti tidak dalam performa terbaik.
Mereka cenderung inkonsisten. Satu-satunya yang terlihat konsisten adalah Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Itu pun harus dilihat secara hasil, bukan performa menyeluruh.