Artinya, Aprilia juga punya parameter yang jelas. Ditambah, ini adalah atasnama kemanusiaan.
Seprofesional sistem kerja di balap motor, tetap saja kemanusiaan harus dijunjung lebih tinggi. Dan, ini tepat untuk dilakukan Aprilia.
Lalu, apakah kemudian kita perlu mempertimbangkan tentang masa berkabung yang tidak sebentar, alias tidak "hanya" mengheningkan cipta sebelum balapan?
Sebenarnya, tanpa mengurangi respek terhadap keluarga dan semua orang yang berkabung, kita juga harus sadar bahwa yang hidup tetaplah harus memutar roda kehidupan. Yang hidup sebaiknya tetap melanjutkan perjalanannya.
Itulah mengapa, ketika WSBK tetap melanjutkan balapan di Race 2, sebenarnya itu bukan keputusan salah. Karena itu bagian dari upaya memutar roda kehidupan yang memang seharusnya tetap berputar.
Kita memang elemen penting dari roda tersebut, tetapi ketika roda itu rusak sedikit dan masih bisa diperbaiki, maka roda itu harus segera kembali berputar.
Selain itu, roda yang sempat sedikit lama berhenti, biasanya akan sulit untuk berputar normal seperti ketika sering berputar. Coba biarkan sepeda kita tidak terkayuh dalam waktu tertentu, maka rodanya akan bermasalah.
Entah, kempes, berkarat bagian rantainya, atau ada sarang laba-laba di sekitar velg-nya. Logika sederhana ini juga berlaku di kehidupan kita yang selalu harus aktif agar tetap bisa terus semangat menjalani kehidupan.
Jadi, Dean harus kita doakan agar tenang di sana. Dan, kita tetap harus semangat kembali untuk menonton balapan digelar.
Rest in peace Dean, and respect for Vinales!
Malang, 1 Oktober 2021
Deddy Husein S.