Bagi penggemar balap motor atau olahraga secara umum, mungkin sempat menemukan berita tentang pebalap muda yang meninggal saat balapan. Dia adalah Dean Berta Vinales.
Nama Dean Vinales memang masih asing, tetapi dengan nama marga/famili Vinales, tentu akan terasa familier dengan pebalap di MotoGP, yaitu Maverick Vinales.
Betul, Dean punya keterikatan keluarga dengan Maverick, yaitu sebagai sepupu. Dean lebih muda dari Maverick, dan dia sedang berkompetisi di World Supersport 300 atau yang biasa disebut WSSP 300.
Pebalap 15 tahun itu (kelahiran 2006) bisa dikatakan berada di level yang tepat, karena sudah berada di level yang mirip dengan kelas Moto3. Artinya, Dean ada di sekitaran Pedro Acosta, walau beda kejuaraan.
Faktor kejuaraan yang kurang populer dibandingkan Moto3, membuat banyak pebalap masih kurang dikenal termasuk Dean. Sayangnya, ketika Dean dikenal, terutama oleh masyarakat penggemar balap motor dari Indonesia, bukan karena prestasi melainkan karena kejadian tragisnya.
Kabar duka tersebut tentu amat terasa, baik oleh penggemar dan pebalap, apalagi bagi Maverick Vinales. Bahkan, kaum penggemar saja rasanya masih belum lupa dengan tragedi meninggalnya pebalap Moto3, Jason Dupasquier.
Saat Jason meninggal, para pebalap juga berkabung, termasuk Thomas Luthi yang memutuskan absen di Moto2 GP Italia. Keputusan ini juga yang kemudian diambil oleh Maverick Vinales.
Vinales memilih absen di GP Amerika yang rangkaian balapannya digelar pada 1-3 Oktober 2021. Suatu keputusan yang kemudian menarik untuk dilihat dari beberapa aspek.
Aspek kemanusiaan dan aspek profesionalitas. Kira-kira, apakah keputusan Vinales tepat?