Tentu saja tidak. Karena, sepak bola tidak hanya tentang sejarah dan statistik kaku yang dapat mengukur prediksi di atas lapangan. Sepak bola juga berkaitan dengan gelora semangat dan keberuntungan.
Sedikit membandingkan, bahwa apa yang dilakukan Sheriff seperti yang dilakukan Brentford di Liga Primer Inggris (EPL). Brentford juga tampil penuh determinasi dengan bukti bisa mengalahkan Arsenal (2-0) dan mempersulit Liverpool (3-3).
Artinya, klub-klub semenjana atau malah bisa disebut diremehkan punya potensi memberi kejutan kalau mereka menggenggam kunci penting yang berbau non-teknis tersebut.
Jika mereka bersemangat tinggi, potensi untuk mengalahkan lawan yang secara kualitas lebih baik, bisa terjadi.
Jika mereka punya keberuntungan, potensi untuk menang juga makin besar.
Dua hal itu yang kemudian sulit untuk membuat segala tebak-tebakan terkait pertemuan antara tim besar dengan tim kecil menjadi akurat. Apa pun bisa terjadi.
Termasuk dengan kekalahan Barcelona di kandang Benfica (30/9). Bagi penggemar Barcelona atau pun penggemar umum akan berpikir kalau Barcelona masih bisa mengalahkan Benfica.
Namun, fakta di lapangan berbeda. Barcelona bermain seperti terjebak pada taktik lawan, dan sebenarnya ini bukan hal baru.
Kekalahan dari Munchen sudah menunjukkan itu, walaupun banyak orang berpikir itu adalah faktor kualitas pemain The Bavarians. Betul, tetapi tidak hanya itu.
Munchen juga menerapkan taktik yang mampu menjebak permainan Barcelona menjadi tidak efektif. Hal sama yang dilakukan Benfica ketika melihat Barcelona seperti bermain 'yang penting ball possession'.