Terbukti, apa yang dialami pebalap yang tak bertanggung jawab di masa lalu juga dialami oleh Vinales bersama tim balap dari Jepang, yaitu pemecatan. Apakah ini berlebihan?
Tidak. Karena, itu menyangkut tentang prinsip dan etos kerja. Beberapa orang bisa menggunakan prinsip yang berbeda, dan mempunyai etos kerja yang berbeda pula tingkatnya. Inilah yang kemudian perlu dipertimbangkan dan dihargai.
Faktor ketiga, Vinales sudah meresmikan kepindahannya ke Aprilia untuk musim 2022. Sebenarnya, apa yang dilakukan Vinales bukan hal aneh, tetapi apa yang dia lakukan malah seperti memperbesar bara api yang tersulut antara dirinya dengan Yamaha.
Ketika dirinya kisruh dengan Yamaha, itu malah dijadikan sebagai pemicu untuk segera mengumumkan keresmian dirinya menjadi pebalap Aprilia untuk musim depan. Inilah yang kemudian diprediksi membuat Yamaha sudah tidak punya "rasa sayang" lagi ke Vinales.
Faktor keempat, Vinales sebelumnya telah mengeluh dan membuat pernyataan bahwa dirinya seperti telah melakukan kesalahan di masa lalu. Secara implisit, ini seperti menggambarkan bahwa keputusannya pindah dari Suzuki ke Yamaha adalah kesalahan.
Seandainya perkataan Vinales benar merujuk tentang itu. Berarti, tidak salah kalau Yamaha merasa diremehkan sebagai tim yang seharusnya punya potensi besar untuk mengantarkan pebalapnya juara dunia, terutama untuk Vinales.
Publik awam pun sebenarnya tahu kalau Vinales pindah dari Suzuki ke Yamaha, karena Yamaha saat itu terlihat masih lebih memungkinkan untuk membawa pebalapnya juara dunia. Namun, jika ternyata Vinales tidak kunjung juara dunia, apakah itu murni karena kesalahan Yamaha?
Bagaimana dengan Jorge Lorenzo dan tentunya Valentino Rossi?
Rangkaian faktor itulah yang kemudian membuat Vinales terdepak dari Yamaha lebih cepat dari yang seharusnya. Ini juga membuat kita sebagai orang awam di luar arena menjadi turut sadar bahwa kehidupan di dunia olahraga juga tidak semudah yang dibayangkan.
Tentu, kita tidak asing dengan ungkapan, "menjadi atlet itu enak karena hobinya dibayar". Sebuah ungkapan yang sebenarnya bisa menjadi motivasi bagi orang-orang yang memang potensinya besar di olahraga.