Pihak yang makin diuntungkan dengan kecelakaan Zarco adalah Quartararo. Pembalap pengguna nomor 20 ini sementara berpotensi meraih 192 poin seandainya tetap di posisi kedua sampai finis.
Namun, usaha Quartararo untuk bertahan di posisi kedua harus sirna ketika Marquez sukses menyalip di putaran selanjutnya. Perubahan itu juga seketika mengubah catatan jarak antarpembalap.
Jarak Bagnaia dengan Marc sekitar 0.3 detik dan jarak antara Marc dengan Quartararo sekitar 0.4 detik. Dan alih-alih jarak antara Bagnaia dengan Marc melebar, justru keduanya semakin dekat, hingga pada sisa 7 putaran Marc sukses menyalip Bagnaia.
Pertarungan memperebutkan podium juara pun terlihat sengit, karena Bagnaia terus berjuang mempertahankan asa untuk memberi kemenangan kepada pabrikan Ducati seperti yang dilakukan Andrea Iannone, Jorge Lorenzo, dan tentu saja penguasa Red Bull Ring, Andrea Dovizioso.
Namun, ketika balapan tersisa tiga putaran lagi, hujan datang makin deras. Ini membuat beberapa pembalap terdepan kemudian memutuskan untuk mengganti motor dengan ban untuk balapan hujan.
Itu adalah pemandangan yang membuat penonton terkejut dan bingung. Dua reaksi itu muncul karena balapan tersisa tiga putaran saja dan sebenarnya jarak antara beberapa pembalap terdepan dengan pembalap di belakang sangat jauh.
Itu bisa dilihat saat balapan masih menyisakan 7 putaran. Saat itu saja, jarak antara Quartararo yang berada di posisi ketiga dengan Jorge Martin sudah mencapai 2.2 detik.
Memang benar, ketika hujan semakin deras, Brad Binder saja yang awalnya tertinggal jauh dengan Marc Marquez dan lainnya ternyata mampu berada di belakang Joan Mir. Namun, saat para pembalap di depan pembalap asal Afrika Selatan itu memutuskan masuk ke pit, Binder memilih tetap bertahan di lintasan.
Di sinilah muncul dilematis, apakah keputusan Binder lebih benar, atau keputusan Marc Marquez yang benar. Bisa disebut keputusan Marc Marquez, karena dialah yang memimpin rombongan masuk ke pit.