Walaupun, saya sering memangkas rambut sendiri, sebenarnya saya juga tidak jarang menggunakan jasa pangkas rambut. Terutama setelah saya merantau.
Faktor gaya rambut dan efektivitas biasanya saya pertimbangkan. Ketersediaan uang untuk biaya pangkas rambut juga membuat saya kadang tidak enggan untuk mampir ke salon pangkas rambut.
Kemudian, saya mempunyai keterampilan ini juga hanya untuk kebutuhan saya sendiri. Sejauh ini, saya belum pernah mau menerima permintaan dari orang lain, termasuk teman, walaupun sepertinya ada yang sudah mengetahui kebiasaan saya memangkas rambut sendiri.
Lalu, kenapa saya lebih banyak menggunakan istilah pangkas rambut daripada potong rambut?
Alasannya bukan karena sudut pandang jenis kelamin, melainkan faktor konotasi kata yang menurut saya sedikit berbeda.Â
Menurut saya, rambut laki-laki biasanya tidak sepanjang rambut perempuan. Kalaupun ada laki-laki berambut gondrong, jumlahnya pasti tidak sebanyak perempuan yang berambut panjang.
Artinya, rambut laki-laki lebih sering dipangkas dan mendekati pencukuran daripada dipotong. Secara konotasi kata pun terasa lebih mudah dimengerti, jika laki-laki memangkas rambut (tidak gondrong) daripada laki-laki memotong rambut (gondrong).
Bahkan, tidak jarang pula, rambut laki-laki lebih familier untuk dicukur, kalau laki-laki tersebut ternyata punya genetika botak. Apakah (maaf) kepala botak perlu potong rambut?
Malang, 18 Juli 2021
Deddy Husein S.
Terkait: Kompas.com, Mediaindonesia.com, Akurat.co.
Baca juga: Mengolah Rasa dan Menyesuaikan Tulisan dengan Tempatnya