Hanya saja, ketika Euro 2020 digelar, seolah-olah mereka seperti memang disengaja untuk boleh datang. Sekilas, kita seperti diajak berpikir tentang pentingnya mendukung tim nasional daripada klub.
Sedangkan, di Copa America 2021, para pelakunya awalnya masih diselimuti pertentangan. Tidak sedikit yang ragu untuk berpartisipasi. Termasuk para pemain Brasil yang awalnya ingin menolak bermain di Copa America 2021.
Namun, akhirnya seperti yang kita tahu, Copa America 2021 berhasil menyusul Euro 2020 untuk digelar. Bahkan, dengan 10 kontestannya, mereka sudah lebih dulu menggelar laga puncak turnamennya.
Baca juga: Copa America 2021, Sedikit Kontestan tapi Banyak Cerita
Kemudian, jika kita melihat berbagai macam perbedaan antara Euro 2020 dengan Copa America 2021, sebenarnya di antara perbedaan itu juga ada beberapa kesamaan. Apa saja?
Pertama, pertarungan sengit antara tim non-unggulan melawan tim unggulan. Di Copa America 2021, ada kuda hitam bernama Peru. Mereka memang finalis Copa America 2019, namun di turnamen ini mereka masih menjadi kuda hitam.
Kemudian, di Euro 2020, ada tim non-unggulan yang sebenarnya jauh dari prediksi sebelum turnamen ini digelar. Tim itu bukan Turki, Austria, atau Wales, melainkan Denmark.
Denmark malah berhasil melaju sampai ke semifinal ketika mereka harus rela ditinggal "angkat koper" lebih cepat oleh Christian Eriksen. Pemain asal Inter Milan ini harus meninggalkan tugasnya membela timnas akibat kejadian horor yang menimpanya di laga pertama kontra Finlandia.