Dua turnamen besar di paruh tahun 2021, akhirnya tuntas. Euro 2020 menghasilkan Italia sebagai juaranya. Copa America 2021 melahirkan Argentina sebagai pemenangnya.
Keduanya juga akhirnya dapat dihelat ketika kondisi dunia masih belum sembuh dari pandemi. Pandemilah yang membuat mereka yang seharusnya digelar pada 2020 lalu, harus digelar pada 2021.
Selain federasi, nama turnamen, dan wilayah turnamennya yang berbeda, Euro 2020 dan Copa America 2021 juga terdapat banyak perbedaan. Seperti, jumlah tim yang mengikuti turnamennya. Euro 2020 terdapat 24 peserta, sedangkan Copa America 2021 hanya 10 tim.
Kemudian, tempat penyelenggaraan keduanya juga berbeda. Euro 2020 harus digelar di 11 kota di beberapa negara Eropa, sedangkan Copa America 2021 akhirnya menetapkan Brasil sebagai tuan rumah.
Argentina dan Kolombia awalnya ditunjuk sebagai tuan rumah. Namun, mereka tidak bersedia, karena keadaan negaranya masih mempunyai banyak kasus Covid-19.
Brasil dengan segala pertentangannya dari masyarakat, akhirnya berani mengajukan diri sebagai tuan rumah. Bahkan, pihak mahkamah agung Brasil juga menyetujuinya dengan syarat pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat selama turnamen digelar.
Copa America 2021 kemudian harus diselenggarakan dalam keadaan tanpa penonton di stadion. Berbeda dengan Euro 2020 yang sudah dapat mendatangkan suporter di tribun. Bahkan, jumlahnya hampir mendekati kapasitas penuh tribun.
Salah satu contohnya seperti pemandangan ironis, ketika suporter Denmark di tribun menunjukkan dukungannya kepada Christian Eriksen di laga melawan Belgia. Di situ antara terharu sekaligus merinding jika membayangkan kalau di antara mereka yang berdempetan itu ada yang positif Covid-19.
Namun, jika kembali pada situasi di tribun, terkadang masih ada kesangsian terkait bagaimana kesehatan suporter pra dan pasca pertandingan. Itu juga yang dikhawatirkan WHO. Mereka sebenarnya menyayangkan Euro 2020 yang digelar dengan situasi yang hampir mendekati normal.
Bahkan, di laga semifinal kedua yang menyajikan Inggris vs Denmark, juga memperlihatkan betapa sudah riuhnya keadaan di luar Stadion Wembley, London. Apakah Eropa memang sudah survive dari pandemi?