Tetapi, kalau secara pribadi, penulis malah merasa film ini mengajak kita untuk tetap berpegang pada rasionalitas di balik keberadaan irasionalitas. Hal-hal yang di luar nalar memang bisa saja terjadi, tetapi hal itu bisa muncul ketika rasionalitas berkurang.
Ketika rasionalitas tetap pada takaran normal, tidak berlebih, irasionalitas sudah menipis--tidak sepenuhnya hilang. Inilah yang penulis dapatkan ketika menonton film ini, dan membuat penulis berpikir bahwa film ini sepertinya mendayung di samudera horor dengan sampan misteri.
Mungkin.
Lalu, bagaimana dengan pembaca?
Malang, 28 Juni 2021
Deddy Husein S.
Catatan: Tulisan ini hanya ditulis oleh seorang penonton film, bukan praktisi film. Mohon dibaca dengan bijaksana. Terima kasih.
Terkait: IMDb.com, Kompas.com 1 dan 2, Rottentomatoes.com 1 dan 2, CNNIndonesia.com 1 dan 2, Cineverse.id, Kincir.com, Masterclass.com, Scriptmag.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H