Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membiarkan Orang Lain Mempunyai "Dunianya" Sendiri

31 Mei 2021   22:19 Diperbarui: 1 Juni 2021   15:13 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komentar di media sosial. Sumber: Pexels/Cottonbro

Atau, ada pula yang sudah bingung mau berekspresi di mana dan ke siapa, maka media sosial menjadi pelampiasan. Inilah yang kemudian ada orang-orang yang terlihat kalem atau bijaksana ternyata di media sosial masih terendus aroma "orang lebay".

Ketika melihat itu, apa yang seharusnya dilakukan?

Pertama, menerimanya. Artinya, membiarkan orang itu bertingkah sesukanya, selama itu masih menggunakan akun/identitasnya sendiri dan tidak menyeret orang/pihak lain untuk terlibat.

Ilustrasi mengobrol. Sumber: Pexels/Christina Morillo
Ilustrasi mengobrol. Sumber: Pexels/Christina Morillo
Kedua, mengajaknya berdiskusi. Artinya, kalau orang itu kita kenal secara langsung atau sudah berinteraksi lama di media sosial, boleh kita ajak berdiskusi.

Kita bisa mencari tahu penyebab dari aksi yang sedemikian rupa, yang mungkin sebenarnya cukup mengganggu bagi kita yang melihatnya. Namun, aksi ini harus dengan catatan tidak memaksa orang tersebut untuk becerita kalau orang itu tidak mau banget.

Ketiga, meninggalkannya. Orang yang terlihat sudah tidak berdampak bagus bagi kita di media sosial lebih baik ditinggalkan. Unfollow, unfriend, dan sejenisnya.

Hal itu perlu dilakukan, karena berkaitan dengan mentalitas. Zaman sekarang tekanan tidak hanya berasal dari singgungan langsung antarindividu di ruang dan waktu yang sama. Tetapi, kita bisa merasa tertekan lewat media sosial.

Jika sudah demikian, maka lebih baik ditinggalkan. Kalau perlu diblokir. Kalaupun memang sebenarnya orang itu adalah orang yang kita kenal langsung atau kita kenal lama, maka tindakan itu bukan dosa besar.

Selama itu demi kesehatan mental kita, maka itu lebih dulu harus dilakukan. Menjalin silaturahmi masih bisa kita lakukan di lain waktu, lain tempat, atau lain media.

Misalnya, kalau kita malah lebih senang berteman langsung dengan orang itu karena sifat dan sikapnya terasa baik saat bertemu langsung. Maka, berteman saja secara langsung dengan orang itu. Tidak perlu berteman juga di media sosial.

Ilustrasi orang-orang yang lebih suka menjalin interaksi secara langsung. Sumber: Pexels/Fauxels
Ilustrasi orang-orang yang lebih suka menjalin interaksi secara langsung. Sumber: Pexels/Fauxels
Kita juga harus tahu, bahwa sifat dan sikap orang itu beragam. Bahkan, dalam satu orang bisa terdapat sifat dan sikap yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun