Sebenarnya, jarak sudah melebar saat mereka menang melawan Aston Villa (9/5). Tetapi, laga yang mempertemukan langsung dengan si pesaing terdekat tetaplah menentukan.
Kemudian, saat bentrok dengan Liverpool, akan ada adu gengsi. Sejarah dan kondisi aktual membuat Man. United tidak bisa membiarkan Liverpool sebagai tamu dan raja. Mereka seharusnya tetap menjadi tamu saat tiba dan pulang dari Old Trafford.
Tensi ini kemudian kembali diuji oleh kedatangan Fulham. Terlepas dari hasil tiga laga sebelumnya, Manchester United tetap harus menghadapi Fulham tidak dengan lemah-lembut.
Bagaimana dengan laga melawan Wolverhampton Wanderers? Ini yang kemungkinan dapat menjadi batu sandungan. Karena, ini adalah pekan terakhir Premier League, dan setelah itu Man. United harus berangkat ke final Liga Europa.
Di sana, mereka akan berhadapan dengan Villareal dan pelatih raja Liga Europa, yaitu Unai Emery. Apakah Manchester United dapat menghadapi Villareal dengan tenaga penuh?
Ole Gunnar Solskjaer punya tendensi untuk tidak melawak di final pertamanya bersama Manchester United sebagai manajer. Itulah mengapa, Man. United perlu punya persiapan yang bagus untuk ke sana.
Namun, persiapan bagus itu sebenarnya bisa disebut telah dirusak oleh keberadaan jadwal pindahan yang kontra Liverpool. Laga itu seharusnya sudah digelar, dan Man. United punya beberapa waktu yang lebih untuk "mengisi bahan bakar" menuju final Liga Europa.
Secara nilai untuk menuju ke Liga Champions, Man. United memang tidak butuh. Tetapi, secara nilai terkait istilah 'juara', Man. United dan terutama Solskjaer sangat membutuhkannya.
Hanya saja, keberadaan laga tunda kontra Liverpool bisa saja membuyarkan peluang Man. United untuk juara di "Liga Malam Jumat". Kalau sampai itu terjadi, kira-kira apa penyebabnya?
Penyebabnya tentu adalah aksi pendudukan stadion Old Trafford. Itu adalah aksi yang membuat laga Man. United kontra Liverpool tertunda.