Ketika dia sudah ada di depan, ia juga tidak membuat kesalahan, meski catatan waktunya sempat terus dipertajam oleh Rins yang bak "kesurupan" Marc Marquez. Hanya saja, Alex Rins kembali seperti Rins di awal musim 2020 lalu. Ketika dia sudah punya momen untuk tetap ada di depan, malah jatuh.
Itu membuktikan bahwa cepat saja tidak cukup, tetapi juga sabar. Seperti yang dilakukan Pecco Bagnaia dan Joan Mir. Mereka berhasil naik podium karena "hibah" Rins dan Zarco.
Ketiga, faktor kepercayaan diri. Ini sebenarnya berdasarkan apa yang dikatakan Quartararo di Parc Ferme--lokasi parkir motor empat pembalap terbaik dan wawancara singkat pascabalap.
Saat itu, ia juga terlihat sangat percaya diri untuk menjalani balapan dengan strategi yang hampir 11-12 dengan di Portimao. Ini juga bisa saja karena faktor pra dan pascabalap di Portimao.
Di prabalap, Quartararo adalah pemenang seri Doha. Kemudian, di pascabalap Portimao ini, ia akan menjalani balapan di sirkuit yang ia suka, yaitu Jerez.
Perlu dicatat, Quartararo adalah pemenang di sirkuit tersebut dua kali beruntun musim lalu. Artinya, ada potensi besar bahwa Quartararo akan mengulangi pencapaiannya.
Faktor kepercayaan diri dan dukungan spesifikasi motor yang jauh lebih baik dari musim lalu, bisa memperbesar peluangnya untuk kembali menang di Jerez. Pertanyaannya, siapa yang dapat menggagalkan misi Quartararo?
Maverick Vinales? Alex Rins? Atau, malah Marc Marquez?
Mari kita tunggu saja pada 2 Mei nanti.
Felicitations, El Diablo!