Mereka adalah Manchester United (2), Leicester City (3), Chelsea (4), West Ham (5), Everton (7), Tottenham Hotspur (8), Aston Villa (9), bahkan jnga Arsenal (10). Ada 8 klub yang sedang berlomba menuju 4 besar.
Artinya, ada 4 laga krusial yang bisa menentukan apakah Chelsea akan terpeleset dan Arsenal mampu memanfaatkannya dengan kemenangan seratus persen. Jika Arsenal terlihat sedikit mustahil, maka peluang cukup terbuka masih dimiliki Liverpool.
Jordan Henderson dkk. hanya berjarak 5 poin dengan Chelsea. Maka, peluang untuk bisa mengisi posisi empat besar dan lolos ke fase grup Liga Champions terbuka.
Tetapi, bagaimana jika tidak?
Liverpool harus mencari cara lain. Cara yang bisa disebut rasional, tetapi tidak ideal.
Secara rasional, Liverpool masih mungkin untuk juara Liga Champions musim ini (2020/21) dibandingkan mengamankan 4 besar Premier League. Alasannya, secara kuantitas, Liverpool tidak akan dihadapkan pada banyak klub di Liga Champions.
Mereka sudah mengamankan tiket 8 besar yang juga disebut perempat final. Artinya, di Liga Champions, mereka "tinggal" memiliki jatah bermain 5 kali. Dua kali laga perempat final, dua kali laga semifinal, dan sekali final.
Hitung-hitungannya pun sedikit diuntungkan, karena Liverpool tidak harus menang untuk mengamankan "tiket" menuju ke final. Mereka bisa menggunakan strategi gol tandang, jika mereka bertindak sebagai tim tamu di laga pertama.
Artinya, jika di laga kedua menjadi tuan rumah, mereka bisa bermain lebih aman. Minimal tetap mencetak gol untuk menjauhkan agregat. Menang, jelas lebih baik.
Selain itu, sekalipun lawan-lawannya adalah yang terbaik di masing-masing liga di Eropa, ada kemungkinan mereka bisa mendapatkan lawan yang tidak sepenuhnya maksimal di dua laga dalam satu fase. Ambil contoh, jika mereka melawan PSG, maka mereka akan menemukan permainan yang cenderung meledak di situasi tertentu saja.