Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Peluang Suzuki Kembali Menjuarai MotoGP Masih Besar

7 Maret 2021   20:45 Diperbarui: 7 Maret 2021   22:17 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan motor baru Ducati di Qatar 2021 yang dikendarai pembalap pengujinya, Michelle Pirro. Gambar: GPOne via Mobilinanews.com

Sabtu, 6 Maret 2021, Tim Suzuki Ecstar resmi mempresentasikan timnya untuk mengarungi musim balap MotoGP 2021. Secara tampilan, motor yang menjuarai musim balap MotoGP 2020 itu tidak ada perubahan banyak.

Hanya ada tambahan penampakan logo sponsor minuman berenergi, Monster Energy, yang ada di bagian atas dekat nomor pembalap. Khusus pada motor Joan Mir, ada tulisan 'M1R' yang menandakan bahwa dialah juara dunia musim sebelumnya.

Sama seperti penampakan livery motor yang takada perubahan besar, susunan pembalapnya juga masih ada Mir dan Alex Rins. Ini adalah susunan pembalap sejak 2019.

Hanya saja, dengan modal juara dunia, Mir kali ini bisa disebut sebagai 'wajah' Suzuki. Ini berbeda dengan dua musim sebelumnya, yang masih menjadi Rins sebagai 'wajah' Suzuki, karena faktor pengalaman.

Peluncuran Tim Suzuki Ecstar yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube MotoGP. Gambar: Dokumentasi pribadi/Youtube/MotoGP
Peluncuran Tim Suzuki Ecstar yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube MotoGP. Gambar: Dokumentasi pribadi/Youtube/MotoGP
Kini, Rins harus rela digeser, walau secara deklarasi, pihak Suzuki tidak menganggap Rins sebagai pembalap kedua. Namun, dengan pencapaian Mir, secara logika, Mir layak menjadi pembalap pertama tim, karena itu lazim terjadi di setiap tim MotoGP.

Seperti tim pabrikan Yamaha yang pernah menomorsatukan Jorge Lorenzo, meski Valentino Rossi jauh lebih berpengalaman dan punya banyak titel juara dunia. Tetapi, karena yang juara dunia teraktual adalah Lorenzo, maka yang menjadi 'wajah' Yamaha adalah Lorenzo.

Ketika Lorenzo hengkang, 'wajah' Yamaha kembali ke Rossi. Sampai akhirnya, pada 2019 dan 2020, 'wajah' Yamaha bergeser ke Maverick Vinales.

Penentuan 'wajah' tim ini biasanya dapat dilihat dari siapa yang mendapat prioritas mengembangkan motor. Maksudnya, motornya siapa yang akan menjadi patokan bagi tim tersebut dan tim satelitnya, jika tim tersebut punya tim satelit.

Patokan itu muncul dari siapa pembalap yang paling cepat dalam menggeber motornya. Jika dikumulasikan, setiap tim akan mengambil keputusan setelah satu musim melihat siapa yang meraih posisi di klasemen akhir lebih baik.

Jika pembalap itu konsisten berada di atas rekan setimnya, maka pihak tim berhak untuk memilihnya menjadi patokan dalam pengembangan motor. Bahkan, sekalipun pembalap tersebut tidak menjadi juara dunia, seperti Maverick Vinales.

Selain itu, pemilihan 'wajah' tim juga melihat siapa yang paling prospektif untuk musim yang akan berlangsung dan beberapa musim ke depan. Ini seperti yang terjadi pada kubu Repsol Honda yang memilih Marc Marquez daripada Dani Pedrosa.

Memang, Marc Marquez dipilih karena faktor juara dunianya. Tetapi itu adalah faktor puncak, yang mana tidak semua tim dapat memiliki pembalap juara dunia, apalagi ketika Marquez sangat dominan.

Ini pula yang sempat membuat Suzuki terlihat netral--di musim 2020--terhadap dua pembalapnya. Mereka mulai menganggap dua pembalapnya sama-sama prospektif untuk ke depan, maka mereka membiarkan keduanya mengeksplorasi batas kemampuannya dengan motornya masing-masing.

Mir dengan motor barunya yang terdapat tulisan 'M1R'. Gambar: Twitter.com/SuzukiOfficial
Mir dengan motor barunya yang terdapat tulisan 'M1R'. Gambar: Twitter.com/SuzukiOfficial
Hasilnya, adalah titel juara dunia pada Mir. Apa yang dicapai Mir sebenarnya mengejutkan. Karena, kalaupun Suzuki punya peluang menjuarai MotoGP, pembalap yang diprediksi juara dunia adalah Rins, bukan Mir.

Faktor pengalaman adalah kunci pertama. Kunci kedua adalah kecepatan. Rins adalah pembalap Suzuki yang selalu berani beradu cepat di setiap titik lintasan dengan motor-motor yang lebih bertenaga seperti Honda dan Ducati.

Tetapi, Rins memiliki satu kelemahan, yaitu ketenangan. Itu yang kemudian membuat Rins gagal menjadi pemberi tahta pertama kepada Suzuki setelah 20 tahun puasa gelar.

Berdasarkan pengalaman di musim 2020 itulah, Rins diprediksi dapat termotivasi untuk membalap lebih baik lagi, dan itu harus dilakukan sejak awal kompetisi. Dia harus langsung mengeluarkan yang terbaik dan tidak terganggu dengan keberadaan rekannya yang merupakan juara dunia.

Mir di musim 2021 dapat dipastikan akan menjadi "musuh bersama" semua pembalap. Sekalipun di musim 2020 dia tidak dominan, tetapi dialah yang terbaik di musim yang bisa disebut tidak normal itu.

Itulah mengapa, Suzuki patut mempertahankan cara kerja timnya dengan tetap netral dalam pemberian spesifikasi pada motor 2021. Dengan begitu, Suzuki masih akan berpeluang juara dunia lagi, dan cukup besar.

Peluangnya bisa mencapai 70 persen jika Suzuki tidak hanya mendorong satu pembalap untuk menjadi yang terbaik. Bahkan, pembalap yang wajib dibiarkan melesat adalah Alex Rins.

Rins harus lebih gahar namun juga tenang pada musim 2021. Gambar: Twitter.com/SuzukiOfficial
Rins harus lebih gahar namun juga tenang pada musim 2021. Gambar: Twitter.com/SuzukiOfficial
Lewat potensi dan motivasinya, Rins punya modal untuk juara dunia. Ditambah, masih absennya pembalap terbaik MotoGP di era ini, Marc Marquez.

Kalau Suzuki gagal menjadikan timnya netral dengan menyiapkan kartu As lain lewat Rins, maka peluang Suzuki untuk menjuarai MotoGP harus turun menjadi 60 persen. Peluang itu masih terjaga, karena di sana masih ada Joan Mir, yang seharusnya tidak lagi main aman seperti di seri terakhir 2020, yaitu di MotoGP Portimao, Portugal.

Mir harus tetap lapar dan berupaya membuktikan dirinya memang bukan hanya juara dunia kejutan. Apalagi, mumpung belum ada Marc Marquez, maka dirinya perlu membiasakan diri untuk menjadi yang terbaik di lintasan sampai Marc Marquez kembali dan langsung 'menjadi' Marc Marquez.

Suzuki juga harus melihat itu dan memberikan dorongan kepada Mir dan tentunya Rins untuk memanfaatkan situasi. Ketiadaan Marc Marquez bukan untuk berleha-leha, melainkan untuk bekerja lebih keras, karena semua tim dan pembalap ingin menguasai puncak podium.

Tetapi, jika Suzuki gagal mendorong pembalapnya ganas sejak awal, maka mereka "hanya" punya peluang juara 50 persen. Itu dikarenakan faktor pengalaman mereka sebagai juara dunia.

Sekalipun sudah tidak ada Davide Brivio, Suzuki pasti masih bisa menduplikasi pola kerja yang sudah ada di musim lalu. Itulah yang perlu dilakukan seraya tetap mengukur jarak peluang untuk juara dunia di akhir musim.

Jika merujuk pada kesiapan tim pabrikan di MotoGP 2021, tim yang paling memungkinkan untuk menggagalkan pesta kedua beruntun Suzuki adalah Ducati Team (sekarang Ducati Lenovo). Walaupun, mereka kali ini tidak diperkuat pembalap berpengalaman, Andrea Dovizioso, Ducati musim ini punya ambisi untuk membuktikan diri.

Pembuktian itu berupa spesifikasi motor. Seperti yang sudah tersiar di media massa, bahwa motor Ducati terdapat komponen aerodinamika lagi di sisi body-fairing. Itu artinya, Ducati mencoba kembali membuat terobosan agar mampu mengantarkan pembalapnya menjadi pemenang.

Penampakan motor baru Ducati di Qatar 2021 yang dikendarai pembalap pengujinya, Michelle Pirro. Gambar: GPOne via Mobilinanews.com
Penampakan motor baru Ducati di Qatar 2021 yang dikendarai pembalap pengujinya, Michelle Pirro. Gambar: GPOne via Mobilinanews.com
Itulah yang kemudian perlu diwaspadai oleh Suzuki dalam rangka mempertahankan titel juara dunia. Mereka harus mewaspadai rival lain yang juga sedang berupaya memanfaatkan absennya Marc Marquez di awal musim 2021.

Perjalanan Suzuki Ecstar mempertahankan gelar juara dunia pada pembalapnya akan dimulai pada 28 Maret 2021, di MotoGP Qatar. Dari sini pula, kita akan melihat siapa yang langsung tancap gas sedari awal. Patut dinantikan!

Malang, 7 Maret 2021
Deddy Husein S.

Terkait: Sport.detik.com, Kompas.com, Mobilinanews.com, Tribunnews.com.

Tersemat: Gridoto.com

Baca juga: Repsol Honda Menjadi Tim Kuat atau Semenjana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun