Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Buku Cinta yang Cocok Dibaca di Bulan Februari

15 Februari 2021   22:04 Diperbarui: 15 Februari 2021   22:16 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dokumentasi pribadi/DeddyHS

Bahkan, penonton jika ingin memotret situasi panggung yang sudah 'beradegan' harus tanpa menggunakan flash. Kalau ada yang menggunakannya, itu ada dua faktor.

Pertama, itu penonton baru, alias pertama kali menonton teater. Kedua, orang itu lupa kalau sebelumnya dia pernah menggunakan kamera dengan menyalakan flash.

Namun, sama seperti yang ada di bioskop--seperti yang diceritakan Mas Agus, penonton di teater juga ada yang malah asyik menyalakan ponselnya sepanjang pertunjukan digelar. Entah, dengan segala alasannya.

Padahal, itu sebenarnya bisa mengganggu kenyamanan orang lain yang ingin fokus mengikuti jalan cerita di atas panggung. Namun, antara beruntung atau tidak, saya belum pernah melihat orang yang asyik menyalakan ponselnya saat pertunjukan teater dimulai lalu harus dimaki-maki oleh sesama penonton karena tidak kunjung mematikan ponselnya.

Menurut saya, ini kejadian yang menarik, yang kemudian saya anggap patut saya sematkan di sini. Soal apakah dua topik itu mengandung cinta atau bukan, menurut saya kalau pembaca membaca sendiri buku tersebut, maka pembaca akan menemukan bahwa semua topik di buku tersebut mengandung unsur cinta.

Hanya saja, cinta yang tersajikan telah membaur dengan kehidupan sehari-hari. Ini yang membuat saya senang membaca buku ini.

Buku yang menurut saya berhasil menyatukan humor dan cinta yang mungkin menurut orang lain sukar disatukan. Bukan apa-apa, menyatukan humor dan cinta bisa membuat salah satunya akan terlihat amat remeh.

Entah, unsur cintanya akan sangat dangkal, alias tanpa pesan berarti. Atau, unsur humornya sangat mudah ditebak dan terkadang tidak ada bedanya dengan membaca meme.

Namun, buku ini tidak demikian. Buku ini masih melibatkan unsur sosial dan bahkan kejiwaan. Walau, tentu dengan kemasan yang saya sebut membaur tadi, alias sudah membumi.

Semua orang akan berusaha menandaskan buku ini dan bisa lebih memaknai lagi apa itu cinta. Semoga, dengan ulasan sederhana ini, pembaca bisa menemukan referensi bacaan tentang cinta di bulan yang identik dengan cinta ini.

Adapun beberapa buku tentang cinta yang juga saya jadikan rekomendasi untuk mengakhiri tulisan ini. Mereka diantaranya:
"Tenggelamnya Kapal van der Wijck" (Hamka)/1938
"The Notebook" (Nicholas Sparks)/2016
"Bumi Manusia" (Pramoedya Ananta Toer)/1980
"Tidak Ada New York Hari Ini" (M. Aan Mansyur)/2016
"Dilan 1990" (Pidi Baiq)/2014
"Midah Si Manis Bergigi Emas" (Pramoedya Ananta Toer)/1955

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun