Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Sekolah: Lima Faktor Ini yang Menuntun Saya Sejak SMP

11 Januari 2021   23:50 Diperbarui: 12 Januari 2021   00:20 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, faktor terakhir adalah mengutamakan penilaian sendiri (lewat hasil survei) daripada penilaian orang lain terkait sekolah yang sudah siap dipilih. Karena, belum tentu yang mereka lihat adalah sisi dalamnya sekolah itu. Jadi, kalau sudah merasa mantap dengan pilihannya ya jalan terus.

Lima faktor itu yang kemudian saya pakai juga saat memilih Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada jenjang ini saya sekolah di swasta, dan saya tetap bangga dengan sekolah itu.

Bahkan, saya juga berhasil membuktikan lagi dari faktor yang kelima (penilaian sendiri), bahwa sekolah yang berada di naungan lembaga/yayasan dari sebuah agama ternyata tidak "semengerikan" yang saya bayangkan sebelumnya. Justru, saya senang dapat banyak pelajaran baru yang sulit saya dapatkan di luar sekolah itu.

Walau demikian, saya tidak lupa dengan pembawaan diri. Artinya, apa yang saya dapatkan selama belajar di sekolah-sekolah (SMP dan SMA) tersebut juga harus berjalan seimbang dengan pembawaan diri saya.

Tidak ada doktrin dan tidak ada keterpaksaan. Semua berjalan beriringan dan sebenarnya itulah manfaat paling besar dari proses memilih sekolah.

Jadi, kalau ada proses pemilihan sekolah yang melibatkan keterpaksaan, saya yakin hasilnya tidak akan bagus untuk individunya kelak. Mungkin pihak yang memilihkan tidak merasakannya, tetapi pihak yang melalui jalan itulah yang merasakannya.

Dan, itu juga berlaku loh untuk memilih jurusan saat SMA. Saya di tahap ini juga memilih jurusan berdasarkan apa yang saya pikir tepat untuk saya.

Memang, saya akui orang seperti saya cocoknya di IPA. Tetapi, saya melihat situasi di jurusan itu tidak cocok untuk saya. Itulah kenapa, saya memilih mengambil IPS yang menurut saya situasinya masih bisa saya nikmati.

Menurut saya anak/adik kita akan berkembang intelektualitasnya jika dia nyaman dengan situasi tempat belajarnya. Gambar: Thinkstock via Kompas.com
Menurut saya anak/adik kita akan berkembang intelektualitasnya jika dia nyaman dengan situasi tempat belajarnya. Gambar: Thinkstock via Kompas.com
Jika saya bisa menikmati situasinya, maka proses belajar juga akan cukup lancar. Soal cap anak IPS nakal, tidak masalah. Toh, saya juga bukan anak polos banget. Jadi ya ayo aja. Hehe.

Jadi, begitulah adik-adik atau ibu-bapak yang sekiranya bisa saya bagikan terkait cara memilih sekolah yang tepat. Tepat dalam artian untuk individunya (adik yang akan sekolah), bukan untuk nama baik keluarga apalagi level ekonomi.

Apalah arti suatu keluarga yang punya harta melimpah dan bisa membayar semua beban sekolah, tapi si adik yang sekolah malah tidak bahagia dengan situasi sekolahnya. Lebih baik cari yang cocok dengan karakteristik si adik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun