Poin ini juga krusial dan cenderung menjadi pekerjaan besar nan berat bagi saya. Sebagai anak lelaki, tentu cita-cita terbesarnya adalah membuat orang tuanya hidup bahagia.
Ketiga adalah kejujuran. Di cerita ini sebenarnya semua pihak melakukan kebohongan, termasuk Ibu Cindelaras--menutupi jati diri anaknya. Tetapi, kita tahu bahwa yang membuat cerita menjadi akhir yang indah adalah kejujuran dari Cindelaras.
Itu artinya, semakin saya bertambah usia kejujuran menjadi pekerjaan besar juga bagi saya, bahkan untuk yang berkedok demi kebaikan. Padahal, seberat-beratnya konsekuensi dari kejujuran itu tetap lebih baik dari konsekuensi akibat kebohongan.
Keempat adalah ketelitian. Kunci dari permasalahan ini adalah ketidaktelitian sang raja. Seandainya raja tidak mudah percaya dengan penuturan tabib istananya, maka pengusiran permaisuri tidak akan terjadi.
Walau, di sisi lain juga bisa saja si permaisuri malah terbunuh dengan trik tertentu, mengingat si selir ternyata punya jalinan kerjasama dengan tabib. Artinya, di sini raja punya titik lemah terkait ketelitian.
Seharusnya, dia bisa menahan diri untuk tidak cepat membuat keputusan dengan cara melakukan penyelidikan. Saya pikir Patih Kerajaan pasti punya kemampuan untuk menyelidiki kasus internal kerajaan. Itulah mengapa, seharusnya sang raja bisa melibatkan patihnya untuk berdiskusi, bukan hanya memanfaatkannya sebagai eksekutor perintah.
Namun, ketelitian tidak hanya menjadi misi seorang raja atau pemimpin, tetapi juga bagi individu-individu termasuk saya. Ketelitian sering menjadi momok saya khususnya dalam hal menulis.
Meskipun, saya sudah bolak-balik menelusuri tulisan saya, pada nyatanya ketika sudah terpublikasi, masih ada tulisan yang kurang tepat. Di situlah saya merasa bahwa ketelitian itu adalah pekerjaan yang tidak kalah berat dari tindakan-tindakan tepat lainnya.
Empat poin dari cerita Cindelaras menurut saya sangat relevan untuk praktik sosial dari lingkup individual, komunal, dan pada seluruh kelompok usia. Artinya, nilai-nilai tentang cerita rakyat yang selama ini diperkenalkan kepada anak-anak seharusnya juga menjadi pengingat bagi para penyandang status bukan anak-anak.
Memang, jika dibandingkan dengan jenis hiburan lain, cerita rakyat cenderung polos alias mudah ditebak alur ceritanya. Tetapi, secara makna dan peran dari cerita rakyat sebenarnya juga setara dengan jenis media cerita lainnya.