Saya secara pribadi memang suka melihat perempuan cantik, tetapi saya (seingat saya) tidak pernah memuji perempuan, khususnya figur publik karena fisiknya. Bagi saya, perempuan cantik itu bonus, apalagi untuk figur publik.
Justru, yang membuat saya sangat apresiasi terhadap figur publik perempuan adalah ketika dia tidak jaim, alias tidak sungkan untuk menyatu dengan sekitarnya. Bahkan, ia juga berani melucu sesuai dengan situasi/konsep acaranya--tidak berlebihan. Di situlah saya meletakkan nilai tambah kepada Chacha Sherly.
Alasan ketiga adalah dia terlihat adaptif. Terlepas dari keharusannya untuk tetap produktif kala pandemi Covid-19 berdampak kepada semua pekerja segala lapisan, saya juga melihat faktor karakter yang membuatnya dapat adaptif.
Ketika dia harus bersolo karier, maka dia harus segera adaptasi sebagai seorang figur solois. Begitu juga ketika dia harus masuk ke acara-acara yang tidak murni terikat dengan musik, maka dia juga harus adaptasi di dalamnya.
Itulah yang membuat saya memprediksi bahwa ia akan mendapatkan sorotan di tahun 2021 ini. Karena, dia punya tiga modal yang krusial bagi seorang figur penghibur untuk bertahan di dunia hiburan nasional kala pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Namun, seperti yang telah kita ketahui bahwa umur tidak ada yang tahu. Kita boleh berencana atau menebak-nebak. Tetapi, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
Begitu pun untuk sosok bertalenta nan grapyak seperti Chacha. Kita tidak pernah dapat memprediksi bahwa ternyata almarhumah akan mengalami kejadian tersebut.
Selamat jalan, Mbak Yuselly Agus Stevi. Semoga, terang dan lapang jalanmu pulang.
Malang, 6 Januari 2021