Mengetahui manfaat makan malam yang begitu bagus, maka saya pikir ini perlu kita lakukan. Termasuk bagi orang-orang yang memiliki tekanan tinggi terkait pekerjaannya seperti pelatih sepak bola.
Menurut saya, menjadi pelatih sepak bola tidak gampang. Mungkin, ada yang berpikir itu adalah pekerjaan yang berangkat dari gairah dan kegemaran.
Tetapi, kalau sudah berada di level profesional, sudah tidak ada lagi hanya berpangku pada gairah dan kegemaran. Semua akan menjadi tuntutan dan kewajiban.
Karena, tindakan profesional berarti ada pemasukan, bukan pengeluaran. Kalau hobi, sebagian besar lebih banyak mengeluarkan--karena senang--daripada memperoleh pemasukan. Siapa pula yang mau membayar hobi?
Itulah mengapa, ketika sudah menjadi profesional, semua hal yang dilakukan orang akan menjadi sama--seperti para pekerja pada umumnya. Dari situlah saya berpikir bahwa seorang pelatih sepak bola juga punya stres dan suasana hati bisa naik-turun.
Karena itulah, mereka juga perlu menyempatkan waktunya--seperti kita--untuk makan malam, agar tidurnya nyenyak, suasana hatinya selalu terjaga, dan stresnya tidak semakin tinggi. Salah satu pelatih yang saya sarankan demikian adalah Jurgen Klopp.
Alasannya, dialah salah satu pelatih yang juga berada di atas tekanan publik. Salah satu penyebabnya adalah ketika klub asuhannya, Liverpool, pada laga "Boxing Day" tempo hari harus mengalami hasil yang sangat kurang memuaskan.
Memang, Liverpool seperti tidak berdaya untuk menjebol tembok tebal WBA. Mereka menguasai bola, tetapi sulit menciptakan peluang tajam.
Itulah yang membuat publik terkejut, walau sebenarnya hal itu wajar terjadi. Klub kuat pasti akan diladeni dengan permainan pragmatis seperti WBA. Nahasnya, Liverpool juga harus menghadapi WBA dengan taktik bertahan dari Sam Allardyce.
Sebenarnya, Liverpool sudah menghadapi taktik serupa kala bertemu Tottenham Hotspur. Tetapi, berhubung Spurs mulai tidak sungkan untuk bermain menyerang, maka celah-celah pada pertahanan Spurs bisa dimanfaatkan dengan cukup baik oleh Liverpool.