Selasa, 22 Desember 2020 adalah salah satu hari yang menarik untuk saya bagikan kepada pembaca. Karena, pada hari itu, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sebuah agenda yang tentunya sangat jarang saya ikuti.
Agenda itu adalah pemutaran film animasi dokumenter berjudul "kOsOng". Saya mengetahui informasi tersebut dari seorang teman di sebuah grup yang berisi kreator di berbagai bidang, dua diantaranya adalah ilustrasi dan animasi.
Maka, tidak heran jika saya mendapatkan informasi tersebut. Namun, biasanya ketika ada informasi semacam itu, saya jarang ingin terlibat. Apalagi, kalau harus lewat aplikasi webinar atau pertemuan daring.
Faktor kendala paling utama adalah urusan teknis. Bahkan, itu juga saya sampaikan ke teman yang membagikan info tersebut. Tetapi, berhubung dimaklumi, maka saya dapat tetap "berangkat".
Kejadian lucu pun terjadi, karena saya ternyata lupa untuk melakukan pendaftaran. Saya pikir, kalau menghubungi teman saya yang merupakan salah satu pihak yang terlibat di proyek itu, artinya saya sudah terdaftar (hehehe).
Akhirnya, pada jam yang mepet, saya kembali menghubunginya. Ternyata teman saya langsung memberikan tautan untuk ke aplikasi pertemuan daring. Rupanya, sudah seizin pihak penyelenggara. Lega!
Saya memang terlambat untuk mengikuti sesi pembuka, sehingga saya kurang tahu siapa saja yang ada di forum tersebut. Namun, saya beruntung tidak terlambat dalam mendapatkan arahan untuk menuju ke tautan film "kOsOng", atau juga bisa ditulis KOSONG--demi kebakuan penulisan judul.
Durasi filmnya sesuai standar film pada umumnya, yaitu 1 jam 16 menit lebih sekian detik (77 menit). Tetapi, yang berbeda adalah ini film dokumenter. Dan, semakin berbeda karena film ini dikemas dalam bentuk animasi. Sungguh pengalaman menarik yang saya dapatkan.
Awalnya, saya menonton tanpa subtitel. Ketika seperti itu, banyak kata-kata dari tokoh di film tersebut yang kurang jelas terdengar.
Baru ketika film sudah berjalan sekitar 16 menit, atau saat babak kedua sudah berjalan, saya baru ingat bahwa ada subtitel di film ini. Tentu, saya harus memutarnya ulang dari awal. Hehehe.
Dari situ, saya mulai menyelami setiap cerita yang dibawakan tokoh-tokoh perempuan yang berada di film dokumenter tersebut. Ada 5 perempuan yang terlibat, dan itu yang kemudian saya masukkan ke dalam 5 babak. Tetapi, film itu menurut saya ada 6 babak.