Namun, ketika saya sedang memikirkan itu seraya menonton siaran ulang Kompasianival 2020, saya menemukan pidato kemenangan dari salah seorang kompasianer senior yang menggugah semangat saya. Dia adalah Gaganawati Stegmann alias Bu Gana.
Pertama, tentang kejujuran atas rasa terkejutnya ketika mendapatkan penganugerahan sebagai Kompasianer of The Year 2020. Mata saya nyaris berkaca-kaca karena melihat ekspresi dan gesturnya yang jujur dalam mengungkap reaksi dari keberhasilannya memenangkan anugerah tersebut.
Menurut saya, Bu Gana sangat humble dan penuh percaya diri. Suatu adonan sikap yang luar biasa.
Dia memang boleh terkejut. Tetapi, dia juga tetap dapat menyiapkan diri untuk berbagi tentang visinya, dan bagaimana dia bisa bertahan menulis di Kompasiana. Itu sangat penting untuk saya catat.
Seharusnya, tidak ada sekat di sana. Tetapi, untuk mewujudkan itu tidak mudah.
Bahkan, saya pernah menulis tentang 'penulis dan perempuan'. Tujuannya adalah "menagih" kemunculan perempuan untuk dapat menulis hal-hal yang 'cantik' yang ternyata malah sering dieksplorasi oleh penulis laki-laki.
Hanya uniknya, tulisan itu dianggap seksis oleh pembaca perempuan. Padahal, niat saya adalah mendorong penulis perempuan untuk semakin bersemangat muncul ke permukaan.
Tetapi, saya sudah memaklumi kesalahpahaman itu. Dan kini, saya merasa beruntung ada orang yang menyuarakan tentang hal itu secara langsung. Untungnya lagi dari perempuan sendiri, sehingga itu bukan seksis.
Saya pun setuju dengan harapan dari Bu Gana. Karena secara pribadi, saya juga menemukan banyak penulis perempuan yang bagus-bagus dan konsisten di Kompasiana.