Menurut saya judul itu tepat untuk menggambarkan Arsenal dalam beberapa musim terakhir ketika berhadapan dengan rival sekotanya, Tottenham Hotspur. Jika diandaikan sebagai komplek rumah, mereka adalah tetangga dalam satu blok. Cuma beda nomor saja.
Merujuk pada sejarah, Arsenal dikenal lebih digdaya daripada Tottenham Hotspur. Klub yang berjuluk The Gunners itu memiliki 13 trofi Premier League termasuk saat masih bernama First Division.
Mereka juga memiliki 14 trofi Piala FA. Torehan itu membuat mereka memegang rekor sebagai pengoleksi terbanyak trofi kompetisi tertua di dunia tersebut.
Catatan ini terlihat sangat mentereng dibandingkan Tottenham Hotspur, yang ternyata merupakan saudara tuanya. Mereka lahir pada 1882, sedangkan Arsenal "baru" terbentuk pada 1886.
Namun, menjadi saudara tua justru membuat mereka tidak menjamin tentang pengalaman dalam meraih prestasi. Terbukti, mereka baru dua kali juara liga dan terakhir pada 1960/61. Artinya, sudah 60 tahun Spurs tidak merasakan bagaimana menjadi yang terbaik di Inggris.
Terakhir mereka mencium trofi adalah 2007/08, saat final Piala Liga atau yang kini disebut EFL Cup. Spurs berhasil menundukkan rival sekota lainnya, Chelsea.
Spurs yang setiap lawatannya ke laga Derbi London Utara menjadi inferior, secara perlahan berubah menjadi superior. Itu terbukti dari beberapa pertemuan terakhir dengan Arsenal yang memperlihatkan takadanya jarak kualitas antara keduanya.
Setelah itu Arsenal menjadi sangat labil. Hingga memengaruhi hasil akhir di tiap musimnya. Pencapaian terburuk tentunya pada musim 2019/20, yang menempatkan Arsenal di posisi 8.