Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Tentang Lorenzo dan Crutchlow, Yamaha Untung atau Buntung?

28 November 2020   08:40 Diperbarui: 28 November 2020   08:46 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum seri pamungkas di Portimao digelar (22/11), publik penggemar MotoGP dihebohkan dengan pertukaran komentar antara Jorge Lorenzo dan Cal Crutchlow. Ini berkaitan dengan kabar resmi, bahwa Yamaha menggaet Crutchlow sebagai penguji motor.

Posisi itu awalnya ditempati oleh Jorge Lorenzo. Namun, sayangnya Lorenzo di Yamaha saat dunia sedang digempur pandemi covid-19.

Itu membuat MotoGP juga tidak sanggup berbuat banyak selain hanya melanjutkan musim dengan seri Eropa. Padahal, biasanya di sela-sela musim balap, tim di MotoGP bisa melakukan pengujian di sirkuit tertentu.

Berdasarkan kesulitan finansial, pihak DORNA dan seluruh tim MotoGP sepakat meniadakan pengujian motor, kecuali di Portimao. Alasannya, sirkuit di Portugal itu belum pernah digunakan di MotoGP.

Pengujian di Portimao juga sebenarnya bukan untuk mencari pengaturan pada motor, melainkan hanya mencari pengalaman membalap di sirkuit tersebut. Jorge Lorenzo pun turun hanya dengan motor 2019.

Itu yang membuat Lorenzo kecewa, karena tidak mendapatkan kepercayaan dari Yamaha. Namun, Yamaha berdalih bahwa Lorenzo belum berada di performa yang ideal untuk membalap atau menguji motor.

Dalih itu pula yang membuat Yamaha urung menurunkan Lorenzo di lintasan ketika Valentino Rossi absen akibat terkena covid-19. Alhasil, peran Lorenzo di Yamaha terlihat sangat minim.

Yamaha pilih Garrett Gerloff untuk menggantikan sementara Valentino Rossi. Gambar: Twitter/YamahaMotoGP
Yamaha pilih Garrett Gerloff untuk menggantikan sementara Valentino Rossi. Gambar: Twitter/YamahaMotoGP
Dia terakhir menunggangi motor Yamaha selain di Portimao adalah di Sepang pada pramusim. Itu artinya, Lorenzo sangat tidak membantu Rossi dkk.

Kritikan pun sempat muncul dari Rossi terkait peran Lorenzo. Namun, semakin ke sini publik pun mendapatkan informasi bahwa Yamaha tidak menanggapi masukan dari pembalap--hanya mendengarkan.

Jika memang itu terjadi, maka jelas peran Lorenzo semakin terbatas. Karena, kita juga bisa melihat bagaimana peran penguji motor terkadang ada yang sulit menembus keinginan pembalap utama.

Hal ini pernah terjadi pada Repsol Honda, yang mana saat itu Casey Stoner menjadi pembalap pengujinya. Menurut Stoner, perannya di Honda kurang terlihat, karena pembalap utamanya memiliki keinginan yang lain.

Itu membuatnya hengkang, dan sempat ke Ducati sebagai pembalap penguji juga. Namun, Stoner juga menemukan kendala di sini yaitu tentang masukan yang tidak didengarkan oleh tim.

Menurutnya, setiap pembalap pasti memiliki kebutuhannya sendiri, apalagi saat itu Ducati sudah memiliki Jorge Lorenzo. Lorenzo dikenal memiliki gaya balap khas.

Stoner dan Lorenzo di Ducati. Gambar: Dokumentasi Motogp via Kompas.com
Stoner dan Lorenzo di Ducati. Gambar: Dokumentasi Motogp via Kompas.com
Namun, apa yang diinginkan pembalap dikabarkan oleh Stoner tidak mendapatkan tanggapan. Tim cenderung fokus pada data, bukan apa yang dirasakan pembalap.

Hal ini membuat pembalap penguji berada dalam ruang dilematis. Ingin diam saja, tapi dia dibutuhkan oleh pembalap. Namun ketika ingin memberi masukan, tim ternyata memiliki parameter sendiri.

Permasalahan tentang pembalap penguji memang terlihat diam-diam menghanyutkan. Hanya, kasus Stoner ini tidak sama dengan apa yang dialami Lorenzo saat ini.

Selain dalih finansial dan kebugaran, Yamaha memang masih sangat mempercayakan pengembangan motor pada tim di Jepang. Ini membuat pembalap penguji siapa pun akan kesulitan.

Mereka jelas tidak akan bisa berbuat apa-apa. Karena, yang lebih di atasnya saja (baca: Lin Jarvis) juga terlihat tidak memiliki keputusan yang lebih menguntungkan bagi pembalap, alih-alih pengujinya.

Itulah mengapa, akhirnya keputusan berpisahnya Yamaha dengan Lorenzo terlihat tidak begitu mengejutkan. Namun, apakah keputusan itu tepat?

Berpisah dengan Lorenzo memang bisa membuat kantong kas Yamaha sedikit bernapas lega. Tetapi, selama Lorenzo adalah manusia, maka seharusnya masih bisa ada kompromi terkait gaji.

Nasi pun sudah telanjur dimakan, bersama lauk dan sayur lodehnya. Artinya, Lorenzo memang harus kembali berpisah dengan tim yang membesarkannya, dan semakin sulit untuk kembali.

Yamaha memilih merekrut Cal Crutchlow yang dulu pernah menjadi pembalapnya di tim satelit Tech3. Pergantian ini pun memunculkan tanda tanya, apakah Yamaha untung atau malah buntung?

Jika merujuk pada komentar Lorenzo di akun media sosialnya, sebenarnya tidak salah. Memang, faktanya Lorenzo jauh lebih baik daripada Crutchlow.

Lorenzo adalah juara dunia 3 kali, sedangkan Crutchlow memenangkan seri saja sangat kesulitan.

Perbandingan kiprah Lorenzo dan Crutchlow. Gambar diolah dari: Wikipedia
Perbandingan kiprah Lorenzo dan Crutchlow. Gambar diolah dari: Wikipedia
Namun, di sisi lain Yamaha masih bisa menemukan keuntungan dari Crutchlow. Keuntungan itu adalah gaya balap dan pengalaman.

Gaya balap Crutchlow lebih agresif dibandingkan Lorenzo. Itu membuatnya akan memberikan warna baru bagi Yamaha yang selama ini cenderung memiliki pembalap yang penuh taktik.

Faktor kedua adalah pengalaman. Selain pernah membela Tech3 dan LCR Honda, dia juga pernah membela Ducati Team.

Crutchlow saat membela Tech3 Yamaha. Gambar: Motorsport.com
Crutchlow saat membela Tech3 Yamaha. Gambar: Motorsport.com
Itu artinya, dia juga pernah merasakan sebagai pembalap tim pabrikan. Hanya, saat itu dia berada di momen Ducati yang masih acak-acakan.

Berdasarkan dua hal itu, Crutchlow bisa dikatakan masih ada potensi untuk banyak membantu pengembangan motor. Yamaha yang dikeluhkan soal kecepatan di trek lurus, bisa mendengarkan apa yang diketahui oleh Crutchlow terkait bagaimana Honda bisa bersaing dengan kecepatan Ducati.

Selain itu, gaji yang diberikan Yamaha ke Crutchlow pasti lebih terjangkau, dan itu bisa menjadi keuntungan bagi Yamaha. Karena, selain Lorenzo, pilihan mereka juga pasti tinggal Andrea Dovizioso.

Jika berkaca pada pencapaian Dovi pada 2017-2019, tentu ada kemungkinan gaji yang diminta Dovi sebagai pembalap tes juga akan cukup tinggi.

Hanya, pokok dari segala drama tentang Yamaha ini ada di manajemen tim. Merekalah yang paling banyak menentukan arah pengembangan motor.

Sedangkan para pembalap termasuk pembalap penguji hanya petugas. Mereka hanya bisa mencoba motor dan mencari poin-poin tentang motornya.

Jika mereka bisa menemukannya, maka mereka akan memberikan masukan ke tim. Tinggal, apakah tim Yamaha mau mewujudkan saran-saran pembalap atau tidak.

Itulah yang sebenarnya juga dikeluhkan secara tersirat oleh Lorenzo. Saat dirinya didekati Aprilia, dia juga mengomentari kiprah Dani Pedrosa bersama KTM.

Pedrosa berandil besar terhadap perkembangan KTM saat ini. Gambar: Dokumentasi MotoGP via Otorace.Gridoto.com
Pedrosa berandil besar terhadap perkembangan KTM saat ini. Gambar: Dokumentasi MotoGP via Otorace.Gridoto.com
Menurutnya KTM bisa seperti sekarang tidak lepas dari kemauan tim untuk mendengar dan mewujudkan saran-saran Pedrosa. Lalu, apakah itu artinya Lorenzo akan menjadi pembalap penguji Aprilia?

Peluangnya menjadi pembalap penguji di Aprilia masih ada--walau juga sangat tipis--dibandingkan menjadi pembalap utama bersama Aleix Espargaro. Kabar terbaru, Aprilia lebih memilih Lorenzo Salvadori sebagai rekan Aleix, alih-alih Jorge Lorenzo.

Jika dia memang tiba di Aprilia sebagai penguji--mungkin tahun 2022, bisa saja dirinya akan disambut dan diperlakukan seperti Pedrosa di KTM. Maklum, Lorenzo adalah juara dunia.

Itulah yang kemudian bisa memberikan potensi, bahwa motor Aprilia akan berkembang. Apalagi, secara karakter mesin, Aprilia mirip Ducati (V4).

Lorenzo sempat kembali bertaji dengan Ducati. Gambar: Spas Genev via Clubs1.net
Lorenzo sempat kembali bertaji dengan Ducati. Gambar: Spas Genev via Clubs1.net
Lorenzo pun pernah merasakan dirinya berkembang dengan Ducati di musim 2018. Maka, modal itu bisa dia berikan ke Aprilia.

Apabila pada akhirnya Aprilia berkembang pesat, dan malah menyalip Yamaha, bisa saja ini menjadi kerugian bagi Yamaha. Mereka bisa benar disebut buntung, karena mengganti emas dengan perunggu.

Namun, kekhawatiran itu untuk sementara waktu (mungkin) tidak akan terjadi. Karena, Aprilia belum resmi menggunakan jasa Lorenzo. Mereka masih bertahan dengan Bradley Smith sebagai pembalap penguji.

Ini memang tentang waktu dan keputusan. Apakah Lorenzo memang sangat berhasrat untuk kembali ke lintasan atau tidak.

Itulah sebenarnya yang ditunggu.

~ Malang, 24-27 November 2020
Deddy Husein S.

Terkait:

Liputan6.com, CNNIndonesia.com, Kompas.com 1, Kompas.com 2, Detik.com, Mobilinanews.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun