Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Joan Mir, "Si Tukang Tikung" Jadi Juara Dunia MotoGP 2020

15 November 2020   23:11 Diperbarui: 16 November 2020   02:55 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keharuan di pit Suzuki pasca juara dunianya Mir. Gambar: Motogp/Trans7/Useetv

Seri ke-13 MotoGP telah digelar di sirkuit Ricardo Tormo di Valencia, Spanyol (15/11). Balapan itu mengeluarkan Franco Morbidelli sebagai juara seri. Namun, usaha kerasnya tidak mampu membendung langkah Joan Mir untuk menjadi juara dunia MotoGP 2020.

Hal itu dikarenakan Mir mampu meraih poin yang cukup untuk bersaing dengan pembalap kompetitor. Sebenarnya, pesaing paling dekat adalah Fabio Quartararo dan Alex Rins. Namun, keduanya tidak mampu meraih poin minimal 13 poin lebih banyak dari Mir.

Saat seperti ini Mir hanya perlu menjaga jarak, alias tidak perlu menang. Bahkan, ia juga tidak perlu finis di podium. Berbeda dengan dua pembalap tersebut, apalagi Franco Morbidelli.

Pembalap Italia itu justru berjarak paling banyak, yaitu 45 poin ketika seri ini digelar dan hanya menyisakan satu seri lagi di Portimao, Portugal. Namun, jika melihat posisi start-nya, justru Morbidelli yang paling potensial untuk menjaga asa agar Mir tidak berpesta dulu di Valencia.

Morbidelli menang di seri Valencia (15/11). Gambar: Motogp/Trans7/Useetv
Morbidelli menang di seri Valencia (15/11). Gambar: Motogp/Trans7/Useetv
Tetapi, semungkin-mungkinnya rumus matematika, tetap saja ada yang lebih realistis. Hal itu dikarenakan pembalap yang sedang berada di puncak klasemen adalah Joan Mir.

Apa spesialnya Joan Mir?

Pertama, dia terlihat selalu fokus ketika menjalani setiap seri. Kunci pertama nan krusial itu dimiliki Mir sejak dia mulai tahu potensinya di kejuaraan pada seri ke-4 yang digelar di Red Bull Ring, Austria (16/8).

Pada balapan itu Mir mampu finis kedua. Ia memperlihatkan kemampuannya dalam menyalip dan berduel dengan pembalap lain yang lebih duluan berada di posisi lebih baik darinya.

Berkat keberhasilan itu, ia mulai terbiasa menjalani balapan dengan harus menyalip pembalap lain yang mampu melakukan start lebih baik darinya. Kebetulan, ada satu masalah yang dimiliki Suzuki selama musim ini, yaitu motornya kesulitan untuk mencatatkan waktu tercepat di sesi kualifikasi.

Akibatnya, dua pembalap Suzuki, Mir dan Rins, selalu harus berjuang keras mengawali balapan dan menjaga fokus dalam mencari peluang untuk menaklukkan lawannya. Fokus inilah yang ternyata dimiliki oleh Mir dan membuatnya bisa meraih hasil yang lebih baik dari Rins sejak Red Bull Ring sampai Le Mans, Prancis (11/10).

Saat seri Le Mans, memang Mir hanya mampu finis ke-11, tetapi itu lebih baik dari Rins yang malah jatuh dan tanpa poin. Ketika dia tahu bahwa motornya sedang tidak bagus atau dirinya yang gagal memaksimalkan kekuatan motornya di sirkuit tersebut, maka dia memilih mencari hasil minimal yang bisa diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun