Balapan MotoGP ke-12 dari 14 seri yang disiapkan telah tuntas pada Minggu, 8 November 2020. Bertempat di sirkuit Valencia yang diubah namanya menjadi MotoGP Eropa, ternyata berlangsung dalam kondisi ideal, yaitu balapan kering.
Jika mengikuti seluruh sesi sebelum balapan, tentu kita tahu bahwa beberapa sesi dinaungi cuaca kurang kondusif, yaitu hujan. Itu juga terjadi di sesi kualifikasi yang membuat semua pembalap tidak memacu motornya dengan kecepatan yang ideal seperti pada latihan bebas kedua.
Hasil kualifikasi menempatkan Pol Espargaro sebagai pengisi start terdepan (pole position), diikuti Alex Rins, Takaaki Nakagami, Johann Zarco, Joan Mir, dan Jack Miller. Artinya, ada dua pembalap Suzuki start di dua baris terdepan.
Itu terlihat bagus, karena keduanya sedang mempunyai peluang menjadi juara dunia. Khususnya, Joan Mir yang memiliki peluang lebih besar sekaligus sedang berstatus sebagai pemimpin klasemen sementara.
Balapan dimulai, dan ada salah satu pemandangan unik, yaitu ada pembalap yang harus mengawali balapan dari pitlane, yaitu Maverick Vinales. Ia mendapatkan penalti karena menggunakan mesin ke-6 dari 5 jatah mesin yang ditetapkan.
Namun, fokus para penonton lebih tertuju pada para pembalap yang berebut posisi terdepan. Pol dan Alex Rins berupaya keras memimpin balapan. Tetapi, Rins terlihat cepat menyetel dengan suhu ban dibandingkan Pol yang menggunakan ban depan Hard--belakang Medium.
Berbeda dengan Alex Rins yang menggunakan ban kombinasi Medium-Medium. Itu juga digunakan oleh Joan Mir.
Melihat pilihan bannya yang sama, muncul perkiraan bahwa duo Suzuki ini akan segera kabur, alias membuat jarak dengan pembalap di belakangnya. Hal itu cukup terlihat dari bagaimana Rins terlihat sulit dicari celahnya oleh Pol.
Berbeda dengan Mir yang awalnya masih harus bertarung dengan Miguel Oliveira dan Pol Espargaro. Akhirnya, nama terakhir berhasil disalip oleh Mir.
Saat seperti itu, sudah mulai tertebak bahwa duo Suzuki akan sulit dikejar. Jarak pun sempat melebar antara Mir dengan Pol yang sempat didekati oleh sesama pembalap KTM, Oliveira.
Fokus pun semakin mengarah ke adegan pengejaran Mir terhadap Rins. Posisi 1-2 Suzuki itu sangat menguntungkan, khususnya bagi Mir yang berupaya mencari kemenangan perdana atau setidaknya menjauhkan jarak dengan pesaing terdekatnya, Fabio Quartararo.
Menyenggol nama Quartararo, berarti kita harus kilas-balik sebentar ke adegan jatuh latahnya pembalap asal Prancis tersebut. Alasan dari penyebutan jatuh latah adalah Quartararo ternyata tidak terjatuh karena bersenggolan dengan pembalap lain.
Disaster for @SamLowes22!
This is the moment the Brit lost his #Moto2 championship lead while running in 2nd! #EuropeanGP pic.twitter.com/rALzZzYsHc--- MotoGP (@MotoGP) November 8, 2020
Ketika sedang berada di tekanan sebagai calon juara dunia, Sam Lowes membuat kesalahan. Hal itu juga dilakukan oleh Quartararo, walau juga tidak bisa dipungkiri bahwa itu adalah refleks dari seorang pembalap yang pasti ingin membuat keputusan cepat agar tidak mengalami kejadian buruk.
Hanya, refleks Quartararo itu justru membuat dirinya mengarungi sebagian besar balapan dalam kesulitan. Dia gagal mengejar pembalap terakhir, karena ketika kembali ke lintasan, jarak waktunya sekitar 15 detik.
Jarak itu semakin sulit dicapai, karena posisi terakhir itu juga diisi oleh pembalap yang berupaya memperbaiki kenahasannya dalam memulai balapan, yaitu Vinales. Apa yang terjadi pada duo Yamaha, khususnya Quartararo, sangat mempengaruhi posisi pembalap di klasemen.
Bahkan, Franco Morbidelli pun sempat terlihat di 4/5 besar klasemen sementara. Namun, berkat beberapa pembalap yang mengalami insiden dan gagal melanjutkan balapan, membuat posisi Vinales dan Quartararo terkerek.
Melihat terkereknya posisi mereka, seperti berbau keberuntungan sekaligus kesialan bagi pembalap lain. Salah satunya adalah Valentino Rossi. Si om berusia 41 tahun itu harus mengalami nasib sial, karena motornya mogok.
Pembalap bernomor 36 itu berhasil menyalip Rins ketika rekannya itu sedang melakukan sedikit kesalahan di tikungan ke arah kanan. Sejak itu, Mir sangat kuat untuk mempertahankan posisi, walau terkadang juga cukup pelan.
Hal itu bisa dilihat dari suatu momen yang memperlihatkan posisi Pol Espargaro yang kembali mampu mendekati posisi duo Suzuki Ecstar tersebut. Hanya, kesalahan saat memasuki tikungan pertama membuatnya kembali sedikit jauh dari Rins.
Praktis, balapan bernuansa adu deg-deg-ser bagi kubu Suzuki, khususnya David Brivio. Ia bahkan dimonitor detak jantungnya selama balapan sampai di putaran-putaran terakhir.
Bagi penonton yang mengharapkan Mir berhasil juara seri tentu akan seperti Brivio, karena kejadian di Moto2 saja sudah ada. Namun, Mir rupanya tidak ingin seperti Sam Lowes.
Mir pun berhasil finis pertama, disusul Rins, dan tentunya Pol Espargaro yang nyaris didekati Takaaki Nakagami. Hasil itu membuat Mir berhasil unggul 37 poin dari Rins yang berkat finis kedua mampu langsung menyodok posisi kedua klasemen sementara.
Namun, torehan poin Rins juga sama seperti yang dimiliki Fabio Quartararo yang ternyata berhasil finis ke-14 dengan menggondol 2 poin. Suatu hal yang sangat mengundang respek pula, karena Quartararo tidak menyerah, dan cukup tahu bahwa dia masih punya peluang walau hanya secara matematis.
Hal ini justru berbeda dengan Rins yang memiliki komponen motor yang sama seperti Mir. Otomatis Rins yang lebih berpeluang untuk menjegal rekan setimnya, alih-alih Quartararo juga pembalap lainnya.
Namun, berdasarkan faktor rekan setim, sepertinya Rins akan cukup ikhlas jika melihat Mir benar-benar juara dunia. Lagipula, Mir juga sudah dinilai semakin pantas menjadi calon juara dunia berkat kemenangan perdana di seri Eropa ini.
Artinya, balapan kali ini sangat bagus bagi Mir. Dia pun diharapkan dapat mempertahankan momentum ini. Bahkan, walau ia kemudian gagal menang atau hanya mengisi podium di dua seri terakhir.
Pada seri Valencia dengan sirkuit yang sama, peluang Mir untuk menang memang cukup besar, kecuali jika balapan dalam kondisi basah. Tetapi, jika balapan kembali dalam kondisi kering, maka peluangnya untuk back to back podium pertama bisa terjadi.
Apabila memang seperti itu, maka ia bisa memastikan juara dunia di negaranya sendiri. Karena, tidak akan ada yang bisa melampaui 37 poin, sekalipun pengisi podium kedua dan ketiga adalah di antara Rins dan Quartararo, alih-alih selain dua pembalap tersebut.
Namun, di antara kemungkinan-kemungkinan di Valencia, fokus untuk mencari hasil balapan teraman bagi Mir justru di Portimao. Balapan di Portugal itu akan berlangsung di sirkuit yang tidak familiar bagi semua pembalap MotoGP, dan tampilannya cukup tidak menyenangkan bagi pembalap yang ingin mengerahkan kecepatan terbaiknya.
Salah-salah, mereka yang berupaya sangat cepat dan sedang tertekan malah dapat membuat kesalahan dan terjatuh. Itulah mengapa, Mir diprediksi akan lebih santuy di seri pamungkas itu dibandingkan balapan kali ini yang sedang berupaya membuktikan diri pantas menjadi calon juara dunia dengan kemenangan serinya.
Semoga, Mir bisa mantap banget lagi, ya!
Deddy Husein S.
Terkait:
Motogp.com, Detik.com, dan Kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H