Namun, bagi saya, Jota akan lebih tepat jika dimainkan bersama Mane dan Mo Salah. Karena, kekuatan Liverpool masih bergantung pada dua pemain itu.
Sedangkan Firmino sebagian besar perannya sebagai "pelicin". Itulah yang membuat saya berpikir bahwa peran seperti itu bisa saja diemban oleh Jota.
Perlu diingat, Firmino sebelum bergabung dengan Liverpool sebenarnya juga bukan pemain depan yang dipasang di ujung tombak. Dia malah lebih terdeteksi sebagai penjemput bola--jika tidak bisa disebut sebagai playmaker.
Namun, berhubung Klopp sepertinya tidak membutuhkan peran itu, maka Firmino dimainkan untuk menjadi false nine.
Seiring berjalannya waktu, Firmino menjadi target man. Itu membuat Mane dan Salah bisa mencetak banyak gol, karena bek-bek lawan cenderung harus fokus dengan Firmino.
Berdasarkan revolusi itu, saya pikir Jota juga bisa melakukannya. Apalagi, dia adalah pemain Eropa yang sudah terbiasa menjadi winger namun di suatu waktu akan menjadi keran gol alternatif dan/atau utama bagi timnya.
Hal ini yang biasanya membedakan antara pemain penyerang Eropa dengan non-Eropa. Pemain penyerang non-Eropa awalnya datang untuk menjadi pelayan striker utama. Bahkan, bisa sepenuhnya demikian.
Seorang Messi bisa seperti sekarang, karena dia dididik di Eropa. Coba kalau dia bukan dari La Masia, pasti dia akan cenderung seperti Ronaldinho.
Bagaimana dengan Neymar? Itu sedikit anomali. Walaupun kita juga tahu bahwa di Barcelona sebenarnya ia ditekankan untuk tetap di bawah Messi dan Suarez. Baru di PSG, dia menjadi prioritas dalam mencetak gol.
Faktor inilah yang membuat saya menjagokan Jota sebagai pemain utama dan menggantikan Firmino, bukan Mane atau Salah. Bahkan, saya juga akan memilihnya untuk menggantikan Salah, bukan Mane.
Mengapa?