Sebagai penikmat gelaran sepak bola Liga Inggris (Premier League), saya tentu tidak terlewatkan oleh kabar terbaru dari Arsenal dan Mesut Ozil. Dua pihak yang awalnya menjadi satu namun kini sedang di persimpangan.
Uniknya, mereka masih belum resmi berpisah. Satunya ingin bercerai, satunya masih kukuh mempertahankan diri berdasarkan kontraknya.
Tidak ada yang sepenuhnya salah. Arsenal mengutamakan kebutuhan tim, tentu suatu keharusan.
Begitu pula dengan Ozil yang mengedepankan haknya sebagai pemain Arsenal yang seharusnya juga dapat tetap bermain di Arsenal. Tidak salah, bukan?
Jika merujuk pada komentar Pak Supartono, bahwa pemain juga buruh. Maka, apa yang dilakukan Ozil adalah upaya untuk tetap dapat hidup pantas di masa pandemi.
Hanya, yang menjadi perdebatan adalah Ozil terlihat tidak berupaya menyelamatkan kariernya dalam rentang waktu yang lebih banyak. Dia terlihat berupaya hanya fokus kepada Arsenal.
Loyalitas memang suatu hal yang luar biasa. Tetapi, sebagai pemain profesional, seharusnya dia memikirkan bagaimana kelanjutan kariernya jika sudah (dipastikan) tidak bersama Arsenal.
Secara usia, dia masih belum setua Cristiano Ronaldo, apalagi Zlatan Ibrahimovic. Artinya, ia masih punya beberapa musim untuk berkarier sebelum gantung sepatu.
Jika dia tidak berupaya tetap bermain, khususnya dalam waktu setengah musim, maka setengah musim selanjutnya akan menjadi tanda tanya besar bagi klub lain yang hendak menampungnya.
Bahkan, meskipun nanti calon klub barunya adalah klub dari Serie A, mereka pasti juga masih berdebat secara internal terkait untung-rugi merekrut Ozil.
Mengapa Serie A?
Karena, liga ini yang sepertinya sangat cocok dengan pemain-pemain yang mulai usang, khususnya yang kalah bersaing di Premier League (EPL). Lihat saja, Ashley Young, Kolarov, Chris Smalling, dll. yang berhasil bangkit di Serie A.
Itu artinya, opsi terbaik Ozil selain pulang ke Bundesliga adalah mencicipi kompetisi di Italia sekaligus bereuni dengan Aaron Ramsey. Ia juga bisa mengedepankan Italia sebelum misalnya ke Turki.
Berdasarkan kehebohan yang terjadi di Prancis, Ozil sepertinya sudah tidak punya harapan untuk bermain di salah satu klub Prancis. Namun, semua rancangan masa depan itu hanya bisa lebih teryakinkan apabila Ozil masih bermain.
Per Maret sampai Oktober (8 bulan), Ozil tidak bermain secara kompetitif. Dia hanya tampil di salah satu laga pramusim, namun tidak ambil bagian di Community Shield.
Teka-teki masa depan Ozil dengan Arsenal semakin membesar, bahkan bisa saja dianggap mengalahkan Saga Messi. Messi saja akhirnya luluh dengan keputusan Barcelona, mengapa Ozil tidak?
Sampai kemudian pertanyaan itu (seperti) dijawab oleh Arsenal dengan keputusan mereka tidak memasukkan nama Ozil di EPL dan Liga Eropa (UEL) 2020/21. Absennya Ozil di 2 kompetisi utamanya Arsenal musim ini--setidaknya hingga awal Januari, membuat penegasan bahwa Arsenal sudah tidak membutuhkan Ozil.
Dari sinilah, muncul sebuah pertanyaan (lagi), yaitu apa peran Mesut Ozil di Arsenal meski tidak lagi bermain?
Menjadi "pundit medsos Arsenal". Jawaban ini saya dapatkan dari rutinitasnya di media sosial yang nyaris melebihi aktivitas saya yang seharusnya lebih menganggur daripada dirinya.
Namun, berkat statusnya yang masih merupakan pemain Arsenal, dan tentunya masih dikirim 'reward' oleh Arsenal, ia harus mencari cara agar tidak sepenuhnya 'makan gaji buta'.
Itulah mengapa, akhirnya kita bisa melihat rutinitasnya mengunggah kabar di akun medsosnya, yang salah satunya berfokus pada Arsenal.
Tidak tanggung-tanggung, ia membuat tanggapan dan prediksi seperti seorang pundit. Namun, khusus tentang Arsenal.
![Salah satu cuitan Ozil di akun medsosnya. Gambar: Twitter/MesutOzil1088](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/03/img-20201103-wa0006-5fa0cb52bbffde49f1538ea2.jpg?t=o&v=770)
Tidak seperti Jamie Carragher atau si cerewet--untuk Man. United--Roy Keane, yang merupakan pensiunan pesepak bola. Hal ini biasanya yang terlihat lazim di dunia sepak bola. Mereka yang tidak tertarik menjadi pelatih, maka akan berada di depan layar sebagai pundit.
Artinya, Mesut Ozil bisa saja selepas pensiun, dia langsung menjadi pundit bola. Berkat pengalamannya saat ini, dan keluwesannya dalam berkomentar di akun medsos, bisa menggiringnya sebagai pundit bola di tv.
Namun, untuk saat ini, Ozil harus fokus menjadi pundit Arsenal. Jika tidak, saya tentu kecewa, karena tidak ada yang meramaikan beranda medsos saya selain unggahan terbaru dari akun media massa dan klub bola.
Kapan lagi bisa melihat aktifnya pemain bola berceloteh di akun medsos seperti Mesut Ozil. Biasanya, saya melihat akun medsos pesepak bola aktif seperti kumpulan "rumah hantu".
"Sarang laba-labanya" banyak. Bahkan, terkadang membuat saya kesal ketika ingin mengikuti akunnya. Buat apa 'follow' akun rumah hantu?
Artinya, apa yang dilakukan Ozil saat ini menurut saya menarik. Bisa saja, ada pemain-pemain yang sedang menganggur--seperti Jack Wilshere--untuk melakukan hal yang sama.
Jadi, pertahankan peran ini sebelum kembali ke lapangan, Ozil!
![Ozil rajin mantengin pertandingan Arsenal dari rumah. Gambar: Twitter/MesutOzil1088](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/03/elv-bunxyaesrhw-5fa0ca808ede481533405f12.jpeg?t=o&v=770)
Deddy Husein S.
Tulisan lama: Deretan Pemain Lontang-Lantung
Arsenal Menang di Old Trafford
Seputar Ozil: