Pekan ketujuh Premier League menyajikan duel besar antara Manchester United vs Arsenal (1/11) di Old Trafford, Manchester. Bertindak sebagai tuan rumah, tentu Man. United dianggap akan dapat meneruskan penampilan impresif di laga sebelumnya, yaitu saat Marcus Rashford mengalahkan RB Leipzig, 5-0.
Selain kesamaan tempat dan kemenangan besar itu, Man. United diuntungkan dengan kondisi tim tamu yang mulai terseok-seok. Walaupun, keduanya sama-sama tampil tanpa noda di laga Eropa, tetapi khusus di Premier League Arsenal terlihat menurun.
Salah satunya adalah ketika Arsenal dikalahkan Leicester City (0-1) di pekan ke-6 di Emirates Stadium. Berdasarkan laga itu, Arsenal dikhawatirkan akan menjadi santapan empuk bagi lini serang Man. United.
Namun, ketika para pendukung The Red Devils lebih percaya diri daripada pendukung The Gunners, kenyataan di lapangan justru berbeda. Hal itu juga mulai terlihat sejak awal permainan dimulai.
Manchester United terkesan menunggu dibandingkan Arsenal yang mendapat kesempatan menguasai bola. Sepertinya, Ole Gunnar Solskjaer menginstruksikan para pemainnya untuk mengincar serangan balik, daripada menguasai bola lebih banyak.
Namun, strategi itu tidak dapat berjalan mulus, karena lini pertahanan Arsenal cukup tanggap dengan pola menyerang lawan. Ada beberapa kesempatan bagi Man. United mengarahkan bola ke pertahanan Arsenal, tetapi terganjal oleh jebakan offside.
![Duel sengit terjadi di laga ini. Gambar: Pool via Reuters](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/02/tag-reuters-com-2020-newsml-up1egb11c089f-1393165397-768x432-5f9f13ce8ede486cb0292a33.jpg?t=o&v=770)
Beruntung, peluang-peluang Arsenal tidak berbuah ancaman yang akurat. Alhasil, babak pertama kedudukan masih imbang, 0-0.
Memasuki babak kedua, sepertinya tim tuan rumah mencoba langsung bermain serius. Mereka menguasai bola dan memberikan tekanan kepada lawan.
Hanya, permasalahannya ketika Bruno Fernandes dkk. mengambil inisiatif, maka Arsenal bisa memanfaatkan serangan-serangan balik. Bahkan, Arsenal mampu memperbaiki buruknya penyelesaian akhir dengan mulai mencetak peluang akurat ke gawang David De Gea.
Nahasnya bagi Manchester United, salah satu dari dua peluang on target Arsenal merupakan eksekusi tendangan penalti. Penalti itu tercipta setelah Bellerin dilanggar oleh Paul Pogba.
Pierre-Emerick Aubameyang berhasil menjalankan tugasnya sebagai algojo. Gol yang ia cetak sekaligus memutus rangkaian laganya di Premier League tanpa mencetak gol.
![Eksekusi penalti oleh Aubameyang. Gambar: Pool via Reuters](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/02/tag-reuters-com-2020-newsml-up1egb11e2sbd-1860301288-768x432-5f9f1261d541df762e604822.jpg?t=o&v=770)
Pergantian pemain juga terjadi, ketika Mason Greenwood ditarik keluar. Penggantinya adalah penyerang kawakan, Edinson Cavani.
Bahkan, Solskjaer juga memasukkan Donny van de Beek menggantikan Bruno Fernandes. Suatu keputusan berani, karena mereka sedang tertinggal dan seharusnya butuh sosok kreatif seperti Fernandes.
![Pogba menjadi andalan Ole. Gambar: Pool via Reuters](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/02/tag-reuters-com-2020-newsml-up1egb11ednbm-198160155-768x432-5f9f121ad541df7c701aed92.jpg?t=o&v=770)
Tiga pergantian pemain di lini tengah itu direspons dengan tenang oleh Mikel Arteta. Dia memilih melakukan pergantian pemain dengan perhitungan waktu yang mungkin tepat baginya.
Pergantian pertama, Arteta memasukkan Eddie Nketiah. Penyerang muda itu menggantikan Alexandre Lacazette. Artinya, Arteta tidak mengubah formasi 3-4-3.
![Akhirnya Aubameyang cetak gol lagi. Gambar: Pool via Reuters](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/02/tag-reuters-com-2020-newsml-up1egb11illea-459452593-768x432-5f9f118cd541df5cb621da72.jpg?t=o&v=770)
Apa yang dilakukan Arsenal rupanya terlihat ampuh. Karena, meskipun Man. United semakin leluasa menyerang dan menciptakan banyak peluang, tetapi para pemain Man. United terlihat seperti dikejar waktu.
Bola-bola panjang semakin banyak dibuat, dan serangan seperti tidak kunjung berhenti. Hanya, yang membuat mereka semakin frustrasi adalah ketatnya pertahanan Arsenal. Banyak blok dilakukan para pemain Arsenal.
Hingga kemudian, ada keputusan yang sangat berani dilakukan Mikel Arteta, yaitu menarik keluar Aubameyang. Si kapten digantikan oleh Skhodran Mustafi.
Masuknya Mustafi, sudah memperjelas keinginan Arsenal untuk mengamankan keunggulan itu dengan cara bertahan total. Hal itu membuat Man. United kecele, karena gagal menguasai lawan, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan kemenangan 0-1 untuk Arsenal.
![Taktik jitu Arteta untuk meredam potensi bahaya dari Manchester United. Gambar: Pool via Reuters](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/11/02/tag-reuters-com-2020-newsml-up1egb11fd0ce-1133084590-768x432-5f9f11cfd541df6da6738c62.jpg?t=o&v=770)
Suatu ironi bagi Man. United, karena ini menjadi hasil minor bagi mereka ketika berlaga di kandang, khususnya di Premier League. Pada tiga laga terakhir---termasuk lawan Arsenal, mereka hanya mampu meraih 1 poin saat menjamu Chelsea dengan skor 0-0.
Paling parah, tentu saat Man. United digebuk 1-6 oleh Tottenham Hotspur. Artinya, Theatre of Dreams saat ini menjadi mimpi buruk bagi empunya.
Old Trafford menjadi tidak begitu angker bagi tim yang bertandang, dan itu membuat kubu Man. United terbungkam. Mereka harus kembali menahan diri untuk tidak banyak membuat psywar, dan lebih fokus untuk membangun konsistensi.
Sedangkan bagi Arsenal, kemenangan ini seharusnya dapat menjadi titik balik untuk tampil lebih baik di Premier League. Mereka harus menjadikan laga ini sebagai modal untuk percaya diri dalam persaingan menuju zona empat besar.
Idealnya memang dari laga ini, Aubameyang dkk. memasang target menang di setiap laga selanjutnya. Jika melawan tim yang sedang dianggap on fire saja menang, maka ada peluang yang sama jika melawan tim lain yang biasa saja.
Selamat Arsenal! Dan, kembalilah bekerja keras Man. United!
~Malang, 2 Oktober 2020
Deddy Husein S.
Terkait:
Detik.com, Bola.net, Okezone.com, Pikiran-rakyat.com.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI