Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empat Pekerja yang Tidak Ikut Libur Panjang

31 Oktober 2020   16:42 Diperbarui: 31 Oktober 2020   17:35 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir bulan Oktober seperti menjadi momen yang menarik, karena ditutup dengan libur panjang. Ada cuti bersama untuk momen hari besar umat muslim, yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW.

Banyak orang terlihat sumringah menyambut momen berlibur ini. Tetapi, saya melihat masih ada orang-orang yang tetap bekerja di hari-hari libur.

Dari sekian pekerjaan yang masih berjalan, saya memutuskan hanya mengudarakan empat saja. Jika Anda merasa ingin menambahkan pekerjaan yang masih beraksi kala libur panjang dirayakan, silakan abadikan di kolom komentar.

Pertama, pemilik warung/kios makanan. Rasanya sulit untuk membayangkan orang yang sedang berlibur, justru kelaparan.

Biasanya momen libur panjang ini juga digunakan untuk orang-orang yang ingin memanjakan perutnya. Kapan lagi bisa menonton serial drakor nyaris lima hari beruntun, sekaligus menikmati aneka camilan yang enak, bukan?

Salah satu warung yang tetap buka meski sedang pandemi dan libur. Semoga laris. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Salah satu warung yang tetap buka meski sedang pandemi dan libur. Semoga laris. Gambar: Dokpri/DeddyHS
Itulah mengapa, untung-tidak untung, para pemilik warung/kios makanan tetap membuka lapaknya meski sedang libur panjang. Justru seperti inilah, momen bagi mereka untuk mengeruk pundi-pundi rupiah.

Kedua, karyawan di warung/kios makanan. Ini seperti sisi satunya yang pasti menempel dengan sisi lain dari sebuah koin. Artinya, jika ada warung/kios yang buka, maka ada pemilik dan pekerja yang tetap terjaga, walau sedang tanggal merah.

Pada satu sisi, para karyawan itu bisa merasa terbedakan nasibnya, karena tidak dapat ikut berlibur. Namun di sisi lainnya, mereka bisa saja mendapatkan keuntungan yang belum tentu didapatkan oleh yang sedang berlibur.

Ilustrasi kedai-kedai makanan. Gambar: Pexels/Cottonbro
Ilustrasi kedai-kedai makanan. Gambar: Pexels/Cottonbro
Ketiga, pekerja proyek/bangunan. Nasib pekerja di proyek/bangunan 11-12 dengan karyawan di warung/kios makanan.

Meskipun ada tanggal merah, selama itu bukan hari Sabtu dan Minggu, maka para pekerja proyek/bangunan itu tetap lanjut terus. Mereka harus mengejar garis waktu yang sudah disepakati.

Bahkan, ketika ada pandemi covid-19, pekerja proyek/bangunan adalah salah satu bidang pekerjaan yang tetap berjuang di lapangan. Khususnya, ketika keadaan cukup terkendali dan ada kepastian kontrol pada struktur proyek tersebut, maka para pekerjanya tetap (kembali) bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun