Jika ada klub besar yang membutuhkan keberuntungan untuk tidak kalah, itulah Real Madrid. Mereka yang berlaga di kandang Borussia Monchengladbach (28/10) sebenarnya tidak bermain buruk. Terbukti, skor akhirnya juga sangat menenangkan bagi penggemarnya, yaitu 2-2 lewat gol penyama kedudukan telat dari Benzema dan Casemiro.
Namun, ada permasalahan besar yang dihadapi Real Madrid di laga itu. Pertama, Gladbach bermain lebih pragmatis dan fokus bertahan. Kedua, penyelesaian akhir kurang efektif bagi Real Madrid.
Permasalahan pertama itu terbukti menjadi momok Sergio Ramos dkk., karena Gladbach menjadi sangat berbahaya dalam melakukan serangan balik. Konsekuensi dari tim yang bermain mendominasi akan membuat pertahanannya bercelah.
Itu yang dimanfaatkan para pemain Gladbach untuk dapat unggul di babak pertama lewat gol Marcus Thuram. Penyerang bernomor punggung 10 itu sukses memanfaatkan serangan cepat Gladbach yang dikombinasikan lewat operan satu-dua pemain lalu menuju pemain ketiga, yaitu Thuram.
Proses gol yang begitu cantik itu seperti menjadi alarm bagi pertahanan Real Madrid. Mereka harus waspada dengan perpindahan bola dan pemosisian pemain lawan yang tanpa bola.
Banyak peluang Gladbach yang seharusnya bisa menjadi gol, namun gagal. Bahkan, gol kedua Gladbach yang baru tercipta lagi di babak kedua, berbau keberuntungan.
Pertahanan Real Madrid terlihat kurang cerdas. Salah satu contohnya adalah ketika Ferland Mendy tidak cepat menyejajarkan diri dengan rekan-rekannya. Itu membuat posisi Thuram on side.
Permasalahan kedua, Real Madrid membutuhkan kualitas pemain yang efektif dalam menyelesaikan peluang selain Karim Benzema. Kita tidak bisa membayangkan jika lini depan Real Madrid tanpa Benzema di laga ini.
Seperti peluang bagus yang dikreasikan untuk Vinicius Jr., tetapi si pemain gagal mengeksekusinya dengan akurat ke gawang Yann Sommer. Sebagai pemain berkelas, seharusnya ia bisa mengeksekusinya dengan baik.
Minimal dapat dilihat dari gestur tubuhnya. Di situ, Vini terlihat seperti tidak terlatih dalam mengambil tendangan sekali sentuh. Posisi tubuhnya terlihat cukup tegak, yang otomatis tidak mungkin bolanya akan merendah. Pasti melayang tinggi.
Itulah mengapa, ia terlihat seperti tidak terbiasa menendang bola dengan sekali sentuhan. Jika dia masih bisa disebut kurang terlatih, maka setidaknya posisi tubuhnya berusaha membuat tendangannya nanti dapat berbelok ke arah gawang, bukan ke arah laju larinya.
Masuknya dua pemain ini membuat Real Madrid berupaya memperbaiki permasalahannya. Meskipun Benzema masih gemar bergerak ke luar dari area tengah pertahanan lawan, tapi dia menemukan rekan yang lebih menjanjikan untuk menyantap operannya.
Itu terbukti dari peluang yang didapatkan Eden Hazard dari operan Benzema. Walaupun gagal berbuah gol, Vinicius sangat wajib belajar dari apa yang dilakukan Hazard.
Setelah upaya penyelesaian masalah yang dilakukan oleh Real Madrid, maka skuad Zidane wajib menemukan kunci untuk terhindar dari kekalahan, yaitu keberuntungan. Ada beberapa poin keberuntungan yang didapat oleh El Real.
Pertama, tidak adanya upaya wasit untuk meninjau ulang jatuhnya Thuram di kotak penalti saat berduel dengan Varane dan tinggal berhadapan dengan Thibaut Cortouis.
Kedua, wasit tidak memberikan kartu kuning kepada pemain Real Madrid yang melakukan sapuan berbahaya meski Gladbach dapat membangun serangan balik. Biasanya wasit dapat memberikan kartu kepada pemain yang telah melakukan tindakan berbahaya walau selama prosesnya dibiarkan play on.
Baru ketika bola keluar, maka wasit bisa menghampiri si pemain untuk memberikan peringatan. Namun, hal itu tidak terjadi.
Ketiga, tidak ada tinjauan dari kamera yang sudut pengambilan gambarnya sejajar dengan garis gawang terkait posisi bola yang disundul Casemiro. Meskipun, bola itu cukup bisa dianggap masih di dalam atau segaris dengan gawang, tetap saja perlu ada validasi dari kamera yang sepenuhnya sejajar dengan bola tersebut.
Poin keberuntungan keempat atau yang terakhir adalah Gladbach cenderung sudah puas dengan dua gol yang mereka cetak. Itu membuat momen-momen penting yang seharusnya dapat menghasilkan gol ketiga yang bisa membunuh pertandingan urung terjadi.
Sebagai tim yang sebenarnya tidak diunggulkan seharusnya tidak seperti itu. Mereka harus tetap haus dalam membuat keuntungan bagi diri mereka, bukan malah membuatkan bom waktu yang dapat dinyalakan Real Madrid ke pertahanan mereka.
Namun, berdasarkan laga ini, seharusnya ada tim lain yang dapat mencuri keuntungan, yaitu Inter Milan. mereka harus mempelajari kelemahan calon lawannya di laga ketiga fase grup, Real Madrid.
Pada laga ini, Real Madrid sebenarnya sangat mudah dieksploitasi pertahanannya lewat serangan cepat. Itu bisa terjadi, jika seandainya pemain Gladbach tidak menahan diri dengan mengoper bola ke samping atau ke belakang, alih-alih ke depan.
Khusus di babak kedua, Gladbach beberapa kali terlihat menyia-nyiakan momen untuk langsung membuat bola terobosan atau bola lambung ke depan. Padahal, saat itu pertahanan Real Madrid sedang tinggi karena tertinggal dua gol.
Itulah yang membuat Real Madrid sangat beruntung dan perlu berterima kasih kepada Gladbach. Gladbach sudah dengan baik hati menunggu Real Madrid mencetak dua gol yang seolah membuat laga ini menjadi dramatis.
Lalu, bagaimana dengan laga selanjutnya Real Madrid di Liga Champions?
Mereka mungkin bisa mengail poin-poin keberuntungan lagi, karena si calon lawan, Inter Milan juga merupakan tim yang hobi menghambur-hamburkan peluang. Patut dinantikan laga antara Inter Milan vs Real Madrid. Tim manakah yang akan tersenyum?
Malang, 28 Oktober 2020
Deddy Husein S.
Terkait:
Uefa.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H