Hanya berjeda satu pekan, tapi pencapaian Alex Rins seperti roller coaster. Saat di MotoGP Le Mans (11/10), ia harus terjatuh ketika memiliki peluang memenangkan balapan.
Apa yang terjadi padanya tidak lepas dari kesalahan yang ia buat seperti di Jerez. Ia pun terasa seperti pembalap baru di MotoGP yang "salah tingkah" ketika berhasil menemukan kecepatan terbaiknya.
Namun, hal itu tak terjadi di balapan Aragon, Spanyol (18/10). Ia memang tidak memulai balapan dari posisi depan, tepatnya di posisi 10. Tetapi, posisi itu jauh lebih baik daripada memulai balapan di Prancis. Artinya, peluangnya untuk membuat start bagus akan lebih besar.
Prediksi itu ternyata benar terealisasi ketika dia dapat mencari sisi yang tepat untuk masuk ke tikungan pertama. Ia berhasil menyamai ritme kecepatan dari pembalap terdepan, khususnya trio Yamaha; Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan Franco Morbidelli.
Tidak butuh waktu lama bagi Rins untuk mendekati Morbidelli dan Quartararo. Entah mengapa, pada balapan ini ada yang salah dari Quartararo. Pembalap Prancis itu secara pelan nan pasti mulai kedodoran.
Morbidelli pun memanfaatkan itu untuk mengisi posisi kedua. Posisi Quartararo semakin merosot setelah disalip Alex Rins. Kini, Rins harus berduel dengan Morbidelli yang terlihat seperti sedang membuatkan jarak kepada Maverick Vinales agar dapat kabur.
Namun, permasalahan ban sepertinya menimpa Morbidelli. Ia akhirnya tidak kuasa menahan Rins, dan Rins akhirnya semakin menempel ketat Maverick Vinales.
Dibandingkan Morbidelli, Vinales lebih sulit untuk ditaklukkan oleh Alex Rins. Kecepatan Vinales masih cukup bagus. Hanya, tinggal menunggu waktu bagi Rins untuk dapat menyabotase tempat terdepan.
Sebenarnya ketika Rins berhasil menyalip Vinales, di situ mulai ada skeptis terhadap pembalap bernomor 42 ini. Berdasarkan yang sudah berlalu, Rins tergolong sulit menjaga ritme ketika memimpin balapan.
Bahkan, ketika ia pernah menang di musim 2019, saat itu ia mengandalkan duel di tikungan terakhir di putaran terakhir melawan Marc Marquez. Artinya, ia lebih cocok sebagai pemburu daripada pemimpin balapan.
Namun, jika melihat jalannya balapan kali ini, keputusan Rins untuk segera mengambil alih posisi terdepan adalah tepat. Terbukti, Vinales kehilangan kecepatan dan terus merosot. Beruntung, dirinya masih mampu mempertahankan posisi keempat.
Mengapa keempat?
Ternyata selain Alex Rins, ada pembalap lain yang mampu mengisi posisi kedua dan ketiga, yaitu Joan Mir dan Alex Marquez. Benar, itu bukan mimpi. Alex Marquez kembali berada di barisan depan.
Kembali di depan, kita pun mulai deg-degan, karena ada adegan pengejaran yang dilakukan oleh Alex Marquez. Secara bertahap ia berhasil menekan posisi Mir. Itu adalah mimpi buruk pertama bagi Mir di balapan kering dan sebenarnya dia tidak buruk, tetapi memang ada yang lebih cepat darinya.
Alex Marquez seolah tidak puas untuk berada di posisi kedua. Hal ini ditambah dengan kecepatannya yang semakin memungkinkan untuk menempel ketat Alex Rins.
Setelah Rins berhasil melalui beberapa putaran tanpa tekanan, kini ia mendapatkan tekanan. Bayang-bayang akan melihat Rins jatuh pun kembali muncul.
Namun, Rins ternyata masih mampu menguasai keadaan. Ia selalu berhasil menutup celah untuk dapat dimasuki oleh Alex. Walaupun motornya mulai sulit mengambil garis ideal untuk masuk dan keluar tikungan, tapi Rins masih mampu memanfaatkan kecepatan motor Suzuki untuk melahap trek lurus.
Rupanya kejadian itu cukup berpengaruh dalam upaya Rins mengamankan posisi pertama. Bersama motor yang tidak kalah kencang dalam melalui tikungan terakhir, Rins akhirnya mampu menjawab keraguan penonton. Ia berhasil menuntaskan balapan sebagai pemenang.
Hasil ini membuat Rins seketika menanjak setelah dianggap seperti anak bawang ketika balapan di Le Mans. Namun, dengan kemenangan ini ia membuktikan bahwa dirinya masih sangat bisa diandalkan Suzuki.
Walaupun kali ini rekannya, Joan Mir terlihat lebih konsisten, justru Alex Rins yang berhasil memberikan kemenangan perdana untuk Suzuki di musim 2020. Ini seperti yang ia lakukan pada 2019 ketika Mir masih menjadi rookie.
Berdasarkan hasil balap ini, MotoGP 2020 masih menampilkan balapan yang sangat menarik, karena pemenang dan pengisi podiumnya bisa berganti-ganti. Ini membuat pemuncak klasemen sementara pun berganti.
Setelah sebelumnya ada dua pembalap yang menjejakkan namanya sebagai pemimpin klasemen, yaitu Andrea Dovizioso dan Fabio Quartararo. Kini, ada Joan Mir yang akhirnya berada di puncak klasemen.
Selisih poin yang sangat sedikit itu akan membuat atmosfer balap menjadi sangat seru. Hanya tersisa 4 seri lagi untuk mengukuhkan siapa yang menjadi juara dunia 2020 yang masih tanpa Marc Marquez.
Berhubung ada 4 pembalap yang masih berpeluang juara dunia, maka tidak menutup kemungkinan akan ada adu perhitungan dalam mengamankan poin. Hal ini seperti yang dilakukan Quartararo pada balapan Aragon ini.
Mengingat jarak balapan sangat berdekatan, maka Quartararo sudah melakukan pekerjaan yang tepat. Dia pun masih belum tertutup peluangnya untuk dapat meraih hasil yang lebih baik di balapan selanjutnya yang digelar di tempat sama namun dengan nama berbeda, yaitu MotoGP Teruel (25/10).
Kira-kira, siapakah yang akan menang? Apakah Alex Marquez akan pecah telur untuk memenangkan seri tersebut? Atau, malah Joan Mir yang mencoba untuk mengukuhkan diri sebagai calon juara dunia dengan memenangkan seri Teruel?
Bagaimana dengan Alex Rins? Semoga ia tidak cepat lupa cara untuk menang di Ciudad del motor de Aragon. Selamat berpesta sejenak Rins dan Suzuki!
Malang, 18 Oktober 2020
Deddy Husein S.
Terkait:
Motogp.com 1 dan 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H