Jika keberuntungan diraih diri sendiri, maka itu sangat menyenangkan. Tetapi, jika itu diraih oleh orang lain maka rasanya amat menyesakkan.
Ditambah, jika ada perjuangan yang setara bahkan peluang salah satu pihak terlihat nyaris lebih banyak dari yang dilakukan pihak lainnya, maka keberuntungan itu seperti menjadi momok bagi pihak yang gagal meraihnya.
Begitulah gambaran dari pertandingan antara Brighton & Holve-Albion vs Manchester United (26/9) yang berakhir 2-3. Tentu sudah banyak tulisan yang mengulas jalannya pertandingan ini. Namun, penulis menggarisbawahi tentang adanya keberuntungan yang terlihat sangat krusial.
Setidaknya akan ada 1 poin yang dapat diraih dengan gol kedua mereka yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Namun, nahas malah menimpa Lewis Dunk dkk. ketika Manchester United berhasil menemukan celah dalam kemelut di dalam kotak penalti Brighton.
Klaim handball terjadi, dan wasit mengesahkan klaim tersebut. Penalti pun dieksekusi oleh salah satu pangeran penalti Eropa saat ini, Bruno Fernandes. Gol terjadi, dan itu adalah gol ketiga bagi Manchester United sekaligus penegas hasil akhir pertandingan.
Brighton pun gagal mencapai keberuntungan, sedangkan Manchester United berhasil meraihnya.
Baca juga: Manchester United Menang Dramatis (Irfan Maulana)
Jika berbicara tentang keberuntungan, kita tidak bisa hanya melihat pada pertandingan bola ini. Kita juga bisa melihat pada ajang olahraga lain seperti MotoGP yang dihelat di Emilia Romagna, San Marino (20/9).
Di situ kita melihat adanya keberuntungan sebagai bola panas di sirkuit. Awalnya kita bisa melihat bahwa keberuntungan akan dibonceng oleh motor Francesco 'Pecco' Bagnaia.
Di tempat yang sama dan waktu yang sama, perputaran keberuntungan juga mengelilingi tiga pembalap di belakang Vinales. Mereka adalah Pol Espargaro, Fabio Quartararo, dan Joan Mir.
Baca juga: Telenovela Emilia Romagna Berakhir Manis untuk Vinales
Tentu kita tahu bahwa pemenang duel dalam perebutan posisi kedua adalah Mir. Namun, dalam urusan mengamankan podium terakhir sebenarnya ada nama Fabio Quartararo yang ternyata mampu mengalahkan Pol di putaran terakhir.
Pembalap Prancis ini sebenarnya finis di belakang Mir. Namun, ia gagal meraih keberuntungan akibat kesalahannya dalam mencapai batas kecepatan di luar jalur balap (track limits).
Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Long Lap Penalty (Irfan Prasetyo)
Akhirnya, keberuntungan berupa podium ketiga sekaligus torehan 16 poin diraih oleh Pol, bukan El Diablo yang terkena penalti 3 detik setelah gagal menunaikan hukuman putaran lambat (long lap penalty).
Ini juga merupakan keberuntungan yang luar biasa bagi Lakers, namun menjadi sangat menyesakkan bagi Nuggets.
Tentu, banyak contoh yang dapat menggambarkan betapa pentingnya unsur keberuntungan dalam mencapai suatu hasil yang maksimal alias keinginan. Hal ini juga sering terjadi di bidang-bidang non olahraga.
Dalam urusan akademik pun bisa saja terjadi, seperti deretan lulusan SMA yang berhasil diterima sebagai mahasiswa baru di kampus idaman atau yang diincar. Walau di sisi lain, bagi yang gagal diterima juga bukan berarti tidak memperoleh keberuntungan.
Bisa saja keberuntungannya ada di kesempatan atau bidang lain. Begitu pun dalam hal mencari pekerjaan dan pertandingan olahraga, bisa saja saat ini yang belum mencapai keberuntungan akan mencapainya di kesempatan lain.
Lalu, bagaimana dengan yang sudah memperoleh keberuntungan?
Ini pula yang penulis harapkan ketika di momen-momen tertentu merasa beruntung. Penulis berharap bisa mempertahankan apa yang bisa diraih ketika keberuntungan itu tiba. Jangan sampai keberuntungan itu segera hilang dengan cepat.
Bagaimana dengan Anda?
~
Malang, 27 September 2020
Deddy Husein S.
Terkait:
Bola.net, Silverscreenandroll.com, Liputan6.com, Parenting.orami.co.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H