MotoGP 2020 atau yang juga bisa diplesetin sebagai MotoGP Eropa ini tak pernah habis menghasilkan kisah menarik nan dramatis di setiap serinya. Terkini, balapan seri ketujuh yang berlangsung di Emilia Romagna (20/9) kembali menghadirkan drama.
Drama dimulai dengan crash Aleix Espargaro yang nyaris menjatuhkan Franco Morbidelli. Namun beruntung, pemenang seri San Marino (13/9) itu tak terjatuh. Sedangkan Aleix Espargaro yang melakukan kesalahan kontrol pada motornya, gagal melanjutkan balapan.
Belum usai dengan peratapan kesialan Rossi, kita langsung diberikan pemandangan yang tak kalah mengejutkan, karena Brad Binder juga crash. Padahal, si pembalap sempat mempertontonkan manuver yang fantastis dalam mengejar grup terdepan yang sempat dihuni Maverick Vinales, Francesco Bagnaia, Jack Miller, dan Fabio Quartararo.
Sungguh sayang, agresivitasnya harus berakhir. Meskipun sempat kembali balapan, ia akhirnya kembali jatuh dan gagal melanjutkan balapan.
Fokus kemudian teralih pada Jack Miller yang semakin lama semakin melorot. Hingga akhirnya ia gagal menuntaskan balapan, karena seperti ada masalah pada motornya. Ia pun masuk ke pit dan tak kembali ke lintasan.
Kini balapan menyisakan duel menjaga ritme balap antara Francesco Bagnaia, Maverick Vinales, Pol Espargaro, dan Fabio Quartararo. Di mana Andrea Dovizioso?
Pembalap pengganti sementara Marc Marquez itu dikabarkan mengalami cedera. Jika membaca istilah cederanya*, kita bisa mengingat permasalahan yang pernah dialami mantan pembalap Honda, Dani Pedrosa.
Pedrosa yang kini menjadi pembalap tes KTM itu dulu pernah mengeluh tentang permasalahan di lengannya yang membuat ia sering kesulitan membalap. Hal ini pula yang menjadi pertimbangan Bradl untuk mundur dari seri kedua San Marino.
Namun balapan kali ini bisa dikatakan momentum yang cukup baik bagi Honda, karena dua pembalap yang tersisa, Alex Marquez dan Takaaki Nakagami sukses finis 7-6. Untuk nama terakhir, raihan ini semakin mengukuhkan dirinya sebagai tulang punggung Honda ketika Marc Marquez masih absen.
Pembalap yang akrab disapa Pecco ini justru crash saat balapan tinggal menyisakan beberapa lap terakhir. Ia pun sebenarnya masih berada di posisi yang cukup bagus, meski mulai terkejar kembali oleh Vinales.
Namun malang susah dihadang, Pecco harus mengubur mimpinya menjadi juara untuk pertama kalinya dengan motor Italia dan di balapan kandang. Ini menjadi cerita yang sama di beberapa waktu lalu yang mana ia harus menepikan motornya karena kesalahan teknis.
Kalaupun terkejar oleh Vinales di putaran terakhir, sepertinya ia bisa mengatasinya di trek lurus jika berhasil berada di posisi yang tepat untuk bermanuver. Seandainya saja begitu.
Namun, memang sepertinya ini menjadi harinya Vinales. Ia memiliki rangkaian langkah untuk dapat membuat berkah podium tertinggi ini bisa menjadi realistis.
Satu langkah pertama dirinya untuk menjadi pemenang seri ini adalah ia mampu memulai start dengan baik. Jika biasanya ia meraih pole position dan sering kedodoran di awal balapan, kali ini ia masih mampu berada di posisi terdepan. Tepatnya di posisi kedua.
Langkah kedua adalah ia berhasil menempati posisi pertama dalam beberapa saat sebelum akhirnya disalip oleh Francesco Bagnaia yang memang memiliki kecepatan yang luar biasa. Namun, di saat seperti ini Vinales tidak gegabah. Ia memilih menjaga kecepatannya sesuai batas yang ada.
Hasilnya, ia bisa melakukan langkah ketiga, yaitu menunggu apa yang bisa ia lakukan di putaran-putaran akhir. Terbukti, ia yang awalnya berjarak sekitar 1,6 detik mulai kembali dekat di kisaran 1,4 detik.
Strategi ini sebenarnya juga dilakukan Fabio Quartararo ketika akhirnya berhasil kembali mendekati posisi podium terakhir yang ditempati Pol Espargaro. Ia yang awalnya sulit mendekati Pol, justru menjelang akhir mulai berhasil membuka asa untuk menjejakkan kaki di podium.
Hanya, yang membedakan hasil akhirnya adalah keberuntungan. Vinales memiliki keberuntungan sedangkan Quartararo tidak. Ia malah mendapatkan penalti 3 detik setelah melampaui batas kecepatan dan tidak menjalankan Long Lap Penalty (hukuman putaran lambat).
Keberhasilan Vinales menjadi juara kali ini adalah yang pertama di musim 2020 setelah tiga kali memulai balapan dengan capaian pole position. Pencapaian ini menjadi suatu barang langka bagi Yamaha Factory, karena mereka terakhir menang di Sepang 2019 juga melalui Maverick Vinales.
Dikarenakan terlalu banyak drama dengan 7 pembalap DNF, balapan kali ini lebih tepat disebut telenovela. Khususnya bagi Maverick Vinales. Ia kali ini berperan sebagai tokoh utama dan berhasil mencapai happy ending.
Malang, 20-9-2020
Deddy Husein S.
Terkait:Â Motogp.com, Detik.com, Kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H